Mataram (Inside Lombok) – Beredar kabar bahwa terdapat beberapa orang yang mengaku sebagai keluarga dan tim dari Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhamad Iqbal. Pengakuan itu berkaitan dengan lobi-lobian proyek dalam masa pemerintahan Iqbal-Dinda mendatang.
Dalam menanggapi hal ini, Iqbal menyebutkan bahwa hal tersebut adalah fenomena yang sebenarnya dapat diduga setelah kemenangan. Kemudian, Iqbal menganalogikan kemenangan sebagai seorang anak yang memiliki banyak bapak, sedangkan kekalahan adalah anak yatim piatu.
“Buat orang-orang yang percaya ada pihak-pihak yang menjual nama saya demi kebutuhan jabatan dan proyek, saya beri peringatan, siap-siap kecewa. Karena, saya tidak akan bernegosiasi terhadap apapun,” ucap Iqbal, Selasa (4/3).
Iqbal mengakui bahwa akan terdapat pihak-pihak yang tak menyukai keputusan mewujudkan meritokrasi tersebut. Namun, tentu itu adalah konsekuensi lantaran menjadi pemimpin. Terlebih, Iqbal meyakini, dirinya tidak bisa menjadi pemimpin yang disenangi oleh seluruh orang, terutama orang-orang yang tidak ingin mewujudkan meritokrasi. “Lebih baik saya mengambil keputusan sesuai janji yang sudah terucapkan. Sebab, saya harus bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa,” papar Iqbal.
Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan, untuk menjadi gubernur, dirinya mengorbankan hampir seluruh kariernya. Selain itu, ia mempersiapkan segala kebutuhan menjadi gubernur selama sepuluh tahun. Oleh karena itu, ia berkomitmen tidak akan membiarkan keinginan besar menjadi gubernur itu berkompromi dengan pesanan-pesanan yang tak bertanggunjawab dari oknum-oknum tertentu.
“Untuk membenahi NTB, kami membutuhkan birokrasi yang kuat. Kemudian, untuk mendapatkan birokrasi yang kuat, maka meritokrasi adalah keniscayaan. Saya tidak akan berkompromi dengan apapun untuk memperjuangkan meritokrasi,” jelas Iqbal.
Demi mewujudkan meritokrasi itu, Iqbal telah berbicara dengan sejumlah pendukungnya. Seluruh pendukung mendukung rencana Iqbal-Dinda untuk mewujudkan meritokrasi. “Para pendukung berkomitmen untuk tidak membebani. Mereka siap berkontribusi untuk mewujudkan meritokrasi,” tandas Iqbal. (gil)