Lombok Barat (Inside Lombok) – Masuk ke dalam infografis wilayah peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang, sejumlah kawasan di Lombok Barat (Lobar) diterjang angin puting beliung dan banyak pohon tumbang.
“Ini infografis peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, berlaku (Senin) 00.10 – 03.00 Wita. Wilayah yang berwarna oranye, termasuk Lombok Barat, merupakan wilayah yang berpotensi terjadi,” jelas Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi NTB, Bastian Andarino, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Senin (10/02/2025).
Dia meminta masyarakat dan pihak terkait untuk mengantisipasi potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang yang mungkin masih akan terjadi. Berdasarkan data laporan yang diperoleh BMKG Lobar pada akhir pekan kemarin, beberapa wilayah seperti Sekotong diterjang puting beliung. Sedangkan wilayah utara hingga selatan dan tengah banyak terjadi pohon tumbang.
“Pohon tumbang yang berdampak kemacetan, terjadi di Gerimax, Gerung, Giri Sasak, Kerandangan dan Montong Buwuh, Meninting. Sedangkan atap rumah melayang akibat hujan dan angin puting beliung ada di Batu putih, itu dua lokasi yang menimpa 3 KK. Dan di Bunbeleng, Sekotong Timur,” papar Kalak BPBD Lobar, Sabidin.
Para korban angin puting beliung ini pun terpaksa mengungsi ke rumah tetangga mereka, walaupun rumah mereka masuk dalam kategori rusak ringan. Namun atap rumah mereka habis diterbangkan angin. Bencana puting beliung yang terjadi di Batu Putih itu menimpa rumah seorang guru ngaji.
“Semua (rumah rusak akibat puting beliung) kategori rusak ringan. Kita tangani dengan bantuan berupa spandex, karena atapnya terbang, kemudian kayu usuk dan paku,” ungkapnya.
Kendati BPBD diakuinya sudah memiliki data pemetaan kawasan bencana lengkap masing-masing desa, berupa kajian risiko bencana (KRB). Namun, pihaknya juga meminta masyarakat untuk menyiapkan langkah antisipasi untuk wilayah-wilayah rawan bencana tersebut. “Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan selalu siaga,” tegasnya.
Pihak Desa hingga Kadus dan masyarakat diminta untuk bisa secara mandiri mengecek kondisi pohon di lingkungan mereka. Dan melakukan gotong royong untuk meranting pohon yang berpotensi tumbang. Begitu pun dengan membersihkan saluran dan sampah yang kerap kali jadi penyebab utama banjir. “BPBD mendorong semua Kades membentuk DESTANA (desa tangguh bencana) dengan mengalokasikan sebagian kecil anggaran desa untuk mitigasi bencana mandiri,” tandas Sabidin. (yud)