Mataram (Inside Lombok) – Realisasi investasi Provinsi NTB di 2024 lalu mencapai Rp54,5 triliun. Jumlah ini melampaui target RPJMD Provinsi NTB sebesar Rp25,4 triliun, sehingga realisasi investasi itu mencapai sekitar 214,7 persen.
Plt Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB Wahyu Hidayat, Rabu (12/2) sore menerangkan realisasi investasi di NTB ini juga melampaui target dari pemerintah pusat melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar 202 persen. Di mana target pemerintah pusat yaitu sebesar Rp26,9 triliun. “Realisasi paling besar itu di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebesar Rp44,9 triliun,” ungkapnya.
Setelah Kabupaten Sumbawa Barat yaitu ada Kabupaten Dompu dengan realisasi investasi sebesar Rp1,9 triliun. Kabupaten Sumbawa sebesar Rp1,6 triliun, Kota Mataram sebesar RP1,3 triliun. Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp1,3 triliun, Lombok Tengah Rp1,1 triliun, Lombok Utara sebesar Rp1 triliun lebih, Lombok Timur sebesar Rp463 miliar, Kabupaten Bima sebesar Rp441 miliar dan Kota Bima sebesar Rp112 miliar.
Ia mengatakan, dari nilai investasi di NTB berhasil memperkerjakan 15.590 orang tenaga kerja Indonesia. Selain itu sebanyak 221 orang tenaga kerja asing dan dipastikan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Kehadiran mereka umumnya di sektor-sektor yang membutuhkan keahlian khusus dengan tetap memperhatikan aturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia terkait pekerja asing,” katanya.
Ratusan tenaga kerja asing ini tersebar di 10 kabupaten kota di NTB dan paling banyak di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 140 tenaga kerja. “Lombok Utara ada 33 orang tenaga kerja asing, dan di Kota Bima sebanyak 13 orang dan ada juga di Lombok Barat sebanyak 17 orang sisanya ada di kabupaten dan kota yang lain,” ungkapnya.
Selain itu, realisasi investasi paling besar dari sektor energi sumber daya mineral (ESDM). Jumlah investasi di sektor ini mencapai Rp37,9 triliun. Terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp30,2 triliun, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp7,6 triliun.
Sektor perindustrian mencapai Rp10 triliun terdiri dari PMDN sebesar Rp9,8 triliun dan PMA sebesar Rp182,9 miliar. Sektor pariwisata sebesar Rp4 triliun terdiri dari PMDN sebesar Rp1,3 triliun dan PMA sebesar Rp2,6 triliun. “Sektor perdagangan itu sebesar Rp1,3 triliun, ketenagakerjaan sebesar Rp280 miliar dan sektor lainnya,” ungkap Wahyu. (azm)