26.5 C
Mataram
Minggu, 16 Februari 2025
BerandaBerita UtamaRusak Parah, Jembatan Bakong di Kebon Ayu Harus Dibangun Ulang

Rusak Parah, Jembatan Bakong di Kebon Ayu Harus Dibangun Ulang

Mataram (Inside Lombok) – Kerusakan jembatan Bakong Dasan di Desa Kebon Ayu yang menghubungkan Kecamatan Gerung dan Kecamatan Lembar di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) cukup parah. Kondisi ini disebabkan karena derasnya arus sungai dan banjir yang membawa material bambu, mengakibatkan pondasi jembatan mengalami kerusakan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi mengatakan melihat kerusakan yang terjadi maka harus dibongkar dan dibangun ulang. Karena kondisi saat ini sudah tidak bisa lagi untuk dilewati. “Setidaknya dibutuhkan Rp 125 miliar untuk menuntaskan pengerjaan tersebut,” ujarnya.

BPDB NTB sudah memantau langsung kondisi jembatan dan saat ini sedang penyusunan laporan. Nantinya, laporan tersebut akan diserahkan kepada pimpinan daerah untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Pengerjaan jembatan baru bisa dilakukan setelah musim hujan berakhir, asalkan anggaran tersedia. Kalau kewenangan provinsi, harusnya menggunakan APBD karena jembatan ini merupakan aset provinsi. Kecuali jika Kementerian PUPR bersedia membantu,” katanya.

Dikatakannya, Jembatan Kebon Ayu memiliki panjang sekitar 87 meter dengan lebar sekitar 7 meter dan terdiri dari dua bentang. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa jembatan sudah miring ke arah hulu, beberapa balok atasnya bengkok, serta lantai jembatan miring hampir 30 derajat, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.

“Kami tidak berani melewatinya. Bahkan bagi pejalan kaki pun berisiko, karena bisa saja terjadi pergeseran struktur jembatan sewaktu-waktu. Jembatan ini masuk kategori rusak berat, terutama karena pondasi dan baut tengahnya sudah kolaps,” jelasnya.

Ahmadi mengatakan, untuk akses jalan sementara lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki dialihkan ke jalan utama Gerung yang langsung menuju Pelabuhan Lembar. Hanya saja, jalur alternatif yang disiapkan sedikit lebih jauh dari jalur biasanya. “Jembatan ini memiliki peran penting untuk transportasi barang dan logistik. Kendaraan pengangkut batu bara menuju Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang,” ujarnya.

Ahmadi mengaku belum bisa memastikan kapan mulai pengerjaan jembatan ini. Karena melihat jembatan tersebut yang bentang panjang dan lebar sehingga harus ada kajian terutama kondisi tanah. “Perbaikannya tidak bisa dilakukan secara cepat. Sebelum pengerjaan fisik, harus dilakukan penelitian tanah serta perencanaan desain ulang jembatan,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTB, Lies Nurkomalasari, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim dari Balai Pemeliharaan Jalan untuk mengecek langsung kondisi jembatan.

Dinas PUPR Provinsi NTB juga akan mengajukan laporan ke Gubernur NTB agar bisa ditindaklanjuti. Pasalnya kerusakan ini karena bencana dan diharapkan bisa segera diperbaiki. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer