Mataram (Inside Lombok) – Kemiri menjadi salah satu komoditi non tambang yang sukses tembus ke pasar global. Tercatat setiap minggunya ada permintaan untuk ekspor. Setelah baru-baru ini dilakukan pengiriman kemiri NTB ke Jepang, rupanya ada juga permintaan dari negara lain seperti Singapura.
Tingginya minat untuk kemiri NTB ini dinilai karena kualitasnya sangat bagus, terutama bijinya lebih besar dan warnanya putih bersih. “Kemarin tanggal 7 Maret 2025 kirim 3 ton dan sudah ada permintaan lagi dari Jepang 5 ton. Ada juga ke Singapura, sekarang sedang siapkan bahan baku,” ujar Owner PT Mujenah Kemiri Lombok (MKL), Mujenah, Kamis (13/3).
Permintaan ekspor kemiri yang diminta Jepang untuk digunakan sebagai rempah-rempah dan obat-obatan. Sehingga ada permintaan kembali sebanyak 5 ton untuk dikirim setiap minggunya. Sayangnya permintaan ini belum bisa disanggupi oleh Mujenah, karena produksi yang melandai selama Ramadan.
“Jepang ini minta order lagi 5 ton dan belum berani kita sanggupi, karena kan posisi di lebaran juga (sebentar lagi, Red). Sehingga tidak efektif untuk bekerja. Sementara kita pakai MoU terhitung masuk DP sudah mulai dikerjakan. Makanya kita minta setelah lebaran baru berani,” terangnya.
Saat ini kebutuhan bahan baku tidak ada persoalan. Selain dari NTB, ada juga diambil kemiri dari NTT. Namun penambahan itu akan dilakukan juga persedian di Bima limit. Lantaran tingginya permintaan dari pasar luar maupun domestik, maka permintaannya harus bisa terpenuhi. Maka dari itu perlu ada dukungan juga dari pemerintah agar dapat terpenuhi permintaan dari luar, yang mana barangnya dari dalam daerah.
“Secara bahan baku tentu kami butuh harus di backup, karena secara internasional dan global tidak bisa sembarang memenuhi, kualitas, kuantitas dan ini harus di pastikan dulu, baru berani kirim keluarnya,” jelasnya.
Selain aspek ekonomi, PT Munajah Kemiri Lombok juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam produksi kemiri. Dimana kemiri tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga ekologis. “Jadi, kami ingin produk ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan,” katanya.
Lebih lanjut, tidak hanya fokus pada pasar ekspor, PT Munajah Kemiri Lombok juga mempertahankan pasar domestik. Namun, diakui bahwa permintaan domestik seringkali fluktuatif, berbeda dengan pasar ekspor yang lebih terjamin melalui kontrak jangka panjang.
“Pasar domestik memang lebih fluktuatif, tapi ekspor itu lebih terjamin karena kami sudah punya kontrak harga dengan pembeli luar. Kami bisa lebih tenang menjalankan produksi,” demikian. (dpi)