Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog NTB terus berupaya maksimal dalam menyerap gabah petani di tengah musim panen yang penuh tantangan. Sampai dengan saat ini Bulog NTB telah berhasil menyerap beras petani mencapai 17.630 ton setara beras. Sedangkan untuk gabah kering panen (GKP) dari angka terakhir sebesar 15.169 ton.
Pimpinan Wilayah (Pimwil) Perum Bulog NTB, Sri Muniati mengatakan saat ini jumlah serapan itu terus bertambah, di mana Lombok Tengah (Loteng) menjadi wilayah dengan serapan gabah tertinggi. Sebagai kunci utama serapan beras di NTB, Pemda Loteng pun diharapkan memberi dukungan untuk untuk memaksimalkan potensi ini.
“Sebanyak 40 pelaku usaha penggilingan padi beroperasi di Lombok Tengah. Kalau pengelolaan di wilayah ini optimal, target serapan beras NTB akan tercapai,” ujarnya, Selasa (25/3).
Bulog NTB menargetkan serapan gabah ini bisa maksimal di periode Februari hingga April mendatang. Diakui untuk sekarang ini panen paling banyak terjadi di Loteng, meskipun wilayah lain seperti Bima dan Sumbawa juga memiliki potensi besar, panen di sana diperkirakan baru akan terjadi pada akhir Maret hingga Mei.
Di sisi lain, upaya serapan gabah ini tidak terlepas dari berbagai tantangan. Curah hujan yang tinggi menjadi kendala utama, menghambat proses panen dan meningkatkan kadar air dalam gabah. Mengingat belakangan ini curah hujan cukup tinggi disertai dengan angin.
“Curah hujan yang tinggi ini sangat berpengaruh sekali, pertama panen tidak lancar, dalam hal gabahnya sendiri otomatis kadar airnya tinggi, panennya tertunda. Itu pada proses pengelolaannya menjadi lebih lama juga,” jelasnya.
Selain itu, persoalan dengan tenaga kerja juga jadi perhatian, terutama pada bulan puasa dan libur panjang. Petani dan pengusaha penggilingan padi kesulitan mencari pekerja, yang berakibat pada keterlambatan proses pengeringan gabah. “Antrean GKP di mitra penggilingan menjadi panjang karena kondisi cuaca dan keterbatasan tenaga kerja,” ungkapnya.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, Bulog NTB tetap optimis dapat mencapai target serapan gabah. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan kerja sama yang baik dengan petani serta mitra penggilingan, Bulog NTB berupaya menjaga stabilitas pasokan beras di wilayah ini. “Kami tetap optimis serapan gabah ini bisa tercapai dengan target yang sudah ditentukan,” demikian. (dpi)