Lombok Utara (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus berupaya memperluas daya tarik wisatanya. Tidak hanya terpaku pada keindahan Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) yang sudah mendunia, tetapi menyasar wisata di daratan yang juga memiliki daya tarik tersendiri yang bisa dikunjungi wisatawan.
Selama ini, wisatawan lebih banyak berkunjung ke Tiga Gili, baik itu melalui Pelabuhan Bangsal maupun dari Bali. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata KLU, Denda Dewi Tresni Budi Astuti mengungkapkan fokus saat ini adalah bagaimana memanfaatkan potensi kunjungan wisatawan yang datang ke Tiga Gili, khususnya Gili Trawangan, agar menghidupkan juga wisata di daratan KLU.
Diakui, mayoritas wisatawan yang datang ke Gili Trawangan adalah mereka yang datang dari Bali menggunakan jasa kapal cepat, menikmati aktivitas bahari seperti diving dan snorkeling, lalu kembali lagi. Masih jarang yang menginap ataupun mengunjungi daratan KLU. “Kenapa kami di awal dengan PHRI itu (membuat nota kesepahaman), karena teman-teman hotel kami minta bantuan, paling tidak mereka bisa mempromosikannya (paket wisata ke daratan, Red),” ujarnya, Kamis (17/4).
Kerjasama dengan PHRI ini diharapkan dapat mendorong hotel-hotel di KLU bisa menawarkan paket-paket wisata yang mengintegrasikan kunjungan ke desa-desa wisata di daratan. Dengan demikian, wisatawan yang awalnya hanya berencana tinggal singkat di Tiga Gili, dapat tertarik untuk memperpanjang masa tinggal mereka dan menikmati keindahan serta keunikan budaya di daratan KLU.
“Jadi sistemnya nanti, misalnya kalau tamu itu waktu mepet hanya half day trip, jadi half day-nya bisa ke Kerujuk atau Nipah. Teman-teman Pokdarwisnya itu sudah siapkan paket. Kalau memungkinkan sampai Genggelang. Jadi terintegrasi dia,” terangnya. Bahkan, bagi wisatawan yang memiliki waktu lebih banyak, tawaran perjalanan satu hari penuh (one day trip) dapat mencakup kunjungan hingga Senaru dan Desa Bayan, sebelum mereka kembali ke Tiga Gili.
Target utama dari strategi ini adalah ribuan wisatawan yang setiap harinya memadati Gili Trawangan, dengan harapan sebagian besar dari mereka dapat tergerak untuk menghabiskan waktu lebih banyak di daratan KLU. “Tetap kita lakukan promosi terus tapi pelaksanaannya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, yang jelas kami komitmen untuk terus meningkatkan upaya promosi di masa depan, dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak target pasar wisatawan yang potensial untuk berkunjung ke KLU,” imbuhnya.
Di sisi lain, Dinas Pariwisata KLU juga tidak akan mengesampingkan kerjasama dengan asosiasi pariwisata lainnya seperti ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia) dan ASTINDO (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia). Namun saat ini pihaknya fokus dengan yang ada di kabupaten dulu seperti PHRI, GHA (Gili Hotel Asosiasi) dan asosiasi lainnya yang ada di KLU.
“Kalau (ASITA, ASTINDO) itu kan lingkupnya provinsi, tapi kita tetap berharap efeknya itu akan tetap berimbang, maksudnya kepada teman-teman itu, termasuk transportasi jalan, guide juga jalan,” terangnya.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan Dinas Pariwisata KLU bersama Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) adalah pelaksanaan uji kompetensi bagi para pemandu wisata lokal. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata di tingkat desa wisata dan memberdayakan masyarakat lokal.
“Dengan sinergi dan strategi yang matang, Lombok Utara optimis dapat mengembangkan potensi wisata daratnya dan memberikan pengalaman berlibur yang lebih kaya dan beragam bagi para wisatawan,” pungkasnya. (dpi)