Lombok Utara (Inside Lombok) – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT. Easybook Teknologi Indonesia. Kerja sama ini dilakukan untuk pemungutan retribusi pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga di kawasan wisata Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air) secara online bagi wisatawan yang berkunjung melalui daratan Pulau Lombok.
Bupati KLU, Najmul Akhyar mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap pundi-pundi PAD (pendapatan asli daerah) KLU selama ini bersumber dari pesona Tiga Gili. Kolaborasi dengan PT. Easybook Teknologi Indonesia memegang peranan krusial dalam mengoptimalkan pengelolaan potensi tersebut secara menyeluruh dan modern. “Dalam meningkatkan PAD perlu adanya kolaborasi dan kerjasama seluruh pihak demi memajukan Lombok Utara,” ujarnya, Jumat (25/4).
Lebih lanjut, masih ada sejumlah sektor dalam industri pariwisata KLU yang belum sepenuhnya terjamah oleh sentuhan teknologi. Kondisi ini mengakibatkan potensi PAD yang seharusnya dapat diraih belum terserap secara maksimal. Karena itu, ia menyerukan pentingnya sinergi dan kolaborasi yang solid antar berbagai pihak demi memajukan KLU penguatan sektor pariwisata. “Kita akan evaluasi (aplikasinya, Red) mungkin per tiga bulan atau per enam bulan sekali. Apakah sistem ini kita diuntungkan atau rugi, kalau untung, ya kita akan lanjutkan,” katanya.
Hal ini dilakukan, sebagai wujud komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem dan aplikasi yang akan diimplementasikan berjalan efektif dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan PAD.
Direktur PT. Easybook Teknologi Indonesia, Azman Bin Mansor menambahkan bahwa PT. Easybook yang bergerak di bidang penyediaan layanan pemesanan tiket bus, kereta, feri, penerbangan dan sewa mobil terbesar beberapa negara di asia tenggara. Namun adanya kerja sama dengan Pemda KLU, pihaknya telah menyiapkan aplikasi untuk retribusi pelayanan wisata di Tiga Gili untuk para wisatawan yang berkunjung melalui daratan Pulau Lombok dengan sistem akurasi aplikasi mencapai 99,7 persen. “Sebagai tindak lanjut, aplikasi ini juga akan kami serahkan kepada Dinas Pariwisata agar perkembangannya dapat dipantau secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata KLU, Denda Dewi Tresni Budi Astuti memaparkan latar belakang yang melatarbelakangi terjalinnya nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama (PKS) ini. Salah satu isu krusial yang menjadi perhatian adalah adanya kebocoran potensi pendapatan akibat kurang optimalnya pengelolaan akses masuk wisatawan ke Tiga Gili melalui jalur darat Pulau Lombok.
“Melalui kerja sama strategis ini, kami memiliki harapan besar bahwa kunjungan wisatawan ke KLU, khususnya Gili Tramena, akan terus mengalami peningkatan. Hal ini seiring dengan implementasi sistem dan teknologi yang akan terus kita kembangkan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para wisatawan,” ujarnya. (dpi)