Lombok Utara (Inside Lombok) – Jumlah calon pekerja migran Indonesia (CPMI) dari Kabupaten Lombok Utara (KLU) menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang semester pertama 2025 ini. Data terbaru dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) setempat mencatat total 525 CPMI telah terdaftar, didominasi oleh laki-laki 387 orang dan perempuan 138 orang. Peningkatan ini tak lepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah dalam rangka memastikan pemberangkatan yang aman dan prosedural.
Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Naker-PMPTSP) KLU, Muhrim mengungkapkan peningkatan ini didorong oleh keberhasilan para pekerja migran sebelumnya yang memotivasi masyarakat lainnya. Tentu melalui jalur yang prosedural, sehingga mereka mengetahui negara mana saja yang menyediakan lapangan pekerjaan.
“Kalau Lombok Utara memang CPMI semakin banyak, karena mereka termotivasi dengan teman-teman yang lebih dulu berangkat,” ujarnya, Kamis (17/7). Sementara itu, dari data yang ada, negara Malaysia menjadi negara tujuan favorit para CPMI dari KLU, dengan total 344 orang dengan 326 laki-laki dan 18 perempuan.
Hal itu lantaran Malaysia kini menawarkan kemudahan dan bahkan skema pemberangkatan gratis, terutama untuk wilayah Malaysia Timur. “Kalau Malaysia bagi yang laki, karena Malaysia yang sekarang dipermudah dan bisa gratis. Apalagi Malaysia Timur, ada pemberangkatan gratis,” tuturnya.
Selain Malaysia, negara tujuan lain yang diminati antara lain Taiwan sebanyak 40 orang, Singapura 45 orang, dan Hongkong 33 orang. Sektor pekerjaan yang banyak dibutuhkan di Malaysia meliputi perkebunan, penjaga taman, dan Pekerja Rumah Tangga (PRT). Bahkan pemerintah disana tidak membatasi berapa banyak CPMI yang bisa berangkat, selama masih ada kebutuhan dari negara tujuan. Banyak pula PT yang datang dan meminta bantuan pemerintah daerah untuk mencari CPMI. “Kita juga menginformasikan itu ke kepala desa, lewat masyarakat. Kalau ke Malaysia ada yang minta pembayaran, jangan mau. Karena diberlakukan gratis,” jelasnya.
Pemerintah daerah melalui bidang tenaga kerja pun saat ini gencar melakukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat tentang prosedur pemberangkatan yang benar, aman, dan nyaman. Hal ini penting mengingat maraknya praktik non-prosedural yang kerap merugikan calon pekerja migran di masa lalu. “Karena kita banyak turun sosialisasi tentang pemberangkatan yang benar, aman, nyaman, tenaga kerja terdaftar, terseleksi melalui bidang tenaga kerja Lombok Utara,” imbuhnya.
Diakui, sebelumnya banyak oknum sponsor dari berbagai perusahaan penempatan pekerja migran yang menjanjikan pemberangkatan cepat dan membawa calon pekerja langsung ke Jakarta tanpa verifikasi yang memadai. Praktik semacam ini kerap menimbulkan masalah di kemudian hari, seperti ketidakjelasan domisili dan masalah administrasi. “Itu biasanya terjadi persoalan di tempat kerja di luar negeri. Kita banyak data dan faktanya terjadi di keberangkatan secara non prosedural, maka kerugiannya berbagai macam,” ungkapnya.
Berkat upaya sosialisasi, kini masyarakat KLU semakin paham dan enggan tergiur janji pemberangkatan cepat yang tidak jelas. Meskipun proses prosedural memerlukan waktu 3 hingga 4 bulan, komunikasi dan tanggung jawab dari pemerintah daerah, provinsi, bahkan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus berjalan. “Sekarang rata-rata mereka sudah paham dan tidak mau di janjikan berangkat cepat langsung berangkat dari Jakarta,” katanya.
Upaya peningkatan jumlah CPMI yang berangkat secara prosedural ini sejalan dengan visi misi Bupati untuk mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Dimana setiap CPMI harus melalui prosedur ketat, dimulai dari seleksi identitas, izin dari keluarga atau suami, rekomendasi dari kepala dusun, hingga surat kesehatan.
“Setelah itu lengkap baru dibuatkan rekom pembuatan paspor. Dengan prosedur yang jelas dan pendampingan dari pemerintah, diharapkan para CPMI Lombok Utara dapat bekerja dengan aman, nyaman, dan mendapatkan hak-hak mereka secara penuh,” pungkasnya. (dpi)