23.2 C
Mataram
Sabtu, 19 Juli 2025
BerandaBerita UtamaPendaki Asal Belanda Jatuh ke Jurang di Rinjani, Berhasil Dievakuasi dengan Helikopter...

Pendaki Asal Belanda Jatuh ke Jurang di Rinjani, Berhasil Dievakuasi dengan Helikopter Menuju Bali

Lombok Timur (Inside Lombok) – Jalur pendakian menuju Danau Segara Anak melalui Plawangan Sembalun, Gunung Rinjani, resmi ditutup sementara setelah seorang pendaki asal Belanda mengalami kecelakaan serius saat menuruni jalur tersebut, Kamis (17/7/2025).

Pendaki wanita bernama Sarah Tamar van Hulten (26) dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 20 meter di area yang dikenal memiliki kontur cukup curam dan licin. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WITA dan langsung mendapat respons cepat dari tim gabungan penyelamat.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman, proses evakuasi dilakukan melalui jalur udara karena korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala. “Syukurlah korban berhasil dievakuasi dengan helikopter dan langsung dibawa ke Bali untuk mendapatkan penanganan medis. Kondisi cuaca juga sangat mendukung saat proses evakuasi,” ungkapnya.

Evakuasi ini melibatkan tim gabungan dari BTNGR Sembalun, SAR Lombok Timur, Emergency Medical Help Center (EMHC), porter lokal, dan relawan masyarakat sekitar. Gerak cepat dan koordinasi yang solid membuat proses penyelamatan berjalan lancar dan aman.

Menindaklanjuti kejadian ini, BTNGR memutuskan menutup sementara jalur pendakian dari Plawangan Sembalun ke Danau Segara Anak. Penutupan mulai berlaku sejak Rabu, 16 Juli 2025, sehari sebelum insiden, dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan. “Penutupan dilakukan sebagai bentuk antisipasi untuk mencegah kejadian serupa, sekaligus untuk melakukan perbaikan jalur yang rawan,” jelas Yarman.

Ia menegaskan bahwa jalur menuju puncak (summit) Gunung Rinjani masih dibuka untuk umum. Selain penutupan jalur fisik, layanan pemesanan tiket pendakian melalui aplikasi eRinjani juga ditangguhkan sementara. Hal ini berkaitan dengan upaya perbaikan fasilitas dan peningkatan keselamatan di jalur-jalur tertentu dalam kawasan taman nasional.

Pihak BTNGR menegaskan bahwa langkah ini diambil bukan hanya sebagai respons terhadap insiden, tapi juga sebagai bentuk komitmen terhadap pengelolaan konservasi yang berkelanjutan dan pelayanan pendakian yang lebih baik di masa mendatang.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pendaki agar selalu berhati-hati, memahami kondisi medan, serta mematuhi semua aturan keselamatan saat melakukan kegiatan di kawasan pegunungan seperti Rinjani yang terkenal ekstrem dan menantang. (den)

- Advertisement -


Berita Populer