Mataram (Inside Lombok) – Dokumen kependudukan sebagian masyarakat hilang dan rusak akibat banjir yang terjadi Minggu 6 Juli 2025 lalu. Guna mengatasi persoalan ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Mataram membantu warga untuk menerbitkan kembali data kependudukan yang hilang dan rusak.
Kepala Dukcapil Kota Mataram, Mansur mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke lapangan sejak banjir merendam sejumlah wilayah di Kota Mataram. Tim langsung menyasar lokasi banjir untuk menerbitkan data kependudukan yang hilang. “Dokumen kependudukan yang hilang atau hanyut karena banjir kita ganti. Kami langsung turun ke lokasi terdampak untuk memberikan pelayanan,” katanya.
Pelayanan dukcapil terhadap warga terdampak banjir sudah dimulai Jumat (11/7) lalu. Lokasi pertama yang dilayani yaitu Kelurahan Mayura dengan menyasar empat lingkungan. “Jadwal kami hari ini seharusnya di Babakan, tapi ada arahan tadi malam kami prioritaskan ke Kebon Duren hari ini karena lebih banyak di sana,” terangnya.
Disebutkan, dokumen kependudukan yang bisa diganti pemda seperti kartu keluarga (KK), KTP, akta kelahiran, serta data penting lainnya. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bersifat gratis. Kondisi dokumen kependudukan tidak hanya hilang melainkan juga basah hingga robek.
“Itu kita memang sudah membaca dari volume orang yang datang membutuhkan. Kita kan sudah jadwalkan tapi nampaknya kebutuhannya mendesak duluan datang ke kantor,” katanya.
Ditegaskannya, Dinas Dukcapil masih memiliki data warga Kota Mataram. Adanya data ini mempermudah petugas untuk mencetak kembali data-data yang hilang atau rusak karena banjir. “Kan dia berantai ini, ada yang hilang KTP anaknya tapi milik bapaknya yang tidak hilang. Dasar itu kita jadikan pelacakan,” terangnya.
Sementara untuk stok blangko dan lembar KK, Mansur mengatakan tidak ada persoalan. Pasalnya, Dinas Dukcapil Kota Mataram sudah mendapat bantuan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebanyak 8 ribu keping blangko KTP. “Sudah cukup itu, kalau itu untuk kebutuhan berapa banyak tergantung yang dipakai berapa. Nanti kami akan minta lagi kalau sudah habis,” katanya.
Selain itu datang ke lokasi memberikan pelayanan, petugas tetap standby di kantor. Karena dalam sehari jumlah warga yang datang mengurus data kependudukan yaitu mencapai 200 orang. Jumlah ini disebut meningkat dari hari-hari sebelumnya. “Bahkan lebih banyak dari biasanya yang datang per hari 200 orang. Sekarang sudah lebih dari itu,” pungkasnya. (azm)