Mataram (Inside Lombok) – Kasus HIV/AIDS di Kota Mataram sebanyak 929 kasus merupakan data akumulatif. Artinya, ratusan kasus HIV yang ditemukan merupakan data sejak tahun 2001 hingga 2025. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram, Emirald Isfihan, Senin (11/8) pagi. Ia meminta untuk tidak panik melihat data kasus HIV di Kota Mataram. “Itu data akumulasi dari 24 tahun ini. Kita boleh waspada, tapi jangan langsung panik,” katanya.
Dari data tersebut, kasus HIV di Kota Mataram tahun 2025 yaitu sebanyak 116 kasus. Namun dari jumlah ini didominasi oleh warga dari luar Kota Mataram. “Dari 116 itu yang warga Kota Mataram hanya 42 orang,” katanya. Menurutnya, dengan adanya penemuan penyakit menular itu maka menjadi indikator bahwa petugas bekerja. “Karena penyakit menular itu kita harus temukan kasus supaya tidak menyebabkan penularan,” katanya.
Lebih lanjut, dari data akumulatif yang ada, Emirald juga menyampaikan ada sekitar 33 orang yang meninggal akibat komplikasi HIV/AIDS. Angka ini mencakup seluruh kasus yang terdeteksi selama 24 tahun terakhir. Sebagai langkah penanggulangan, Dikes Kota Mataram telah mengaktifkan layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) di beberapa puskesmas, seperti Puskesmas Dasan Agung, Karang Pule, dan Selaparang. “Semua puskesmas juga kami dorong untuk melakukan screening semaksimal mungkin. Kita berupaya mendeteksi sedini mungkin agar penanganan bisa cepat dilakukan,” jelasnya. Emirald juga mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan introspeksi diri. “Sebelum mendeteksi diri, kita harus merenung dan intropeksi diri dulu. Hindari seks bebas, penggunaan narkoba, dan perilaku berisiko lainnya,” pesannya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala-gejala awal HIV/AIDS, seperti diare berkepanjangan, penyakit kulit, jamur di area mulut, dan penurunan berat badan yang signifikan selama tiga bulan berturut-turut. “Jika ada gejala-gejala tersebut, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang lebih baik,” katanya. Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, mengatakan salah satu langkah untuk mencegah meningkatnya kasus HIV di Kota Mataram yaitu dengan meningkatkan kewaspadaan. Terutama pada pergaulan anak-anak di zaman sekarang. “Kembali lagi kita ke penggunaan gadget,” katanya.
Selain itu, Pemkot Mataram sudah membentuk tim gugus tugas dari beberapa organisasi perangkat daerah terkait salah satunya Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan stakeholder lainnya. “Kita sangat miris. Tentu kita harus mendampingi anak-anak kita setiap waktu. Jangan sampai mereka salah pergaulan,” katanya.

