Mataram (Inside Lombok) – Penanganan yang tepat bagi atlet yang cedera saat pertandingan menjadi hal yang sangat penting. Selama ini, penanganan yang dilakukan masih secara konvensional dan hal tersebut dinilai berpengaruh terhadap prestasi para atlet.
“Selama ini penanganan cedera masih sangat tradisional dan tanpa dikawal oleh tim yang baik. Sehingga kami sangat menyadari pasti ada kelemahan,” kata Ketua KONI Kota Mataram, Firadz Pariska, Jumat (5/9) pagi.
Pelatihan nasional terapis olahraga yang dilakukan KONI Kota Mataram ini bertujuan untuk memaksimalkan penanganan atlet pada saat pertandingan, karena hal ini berkaitan dengan prestasi yang akan diraih. “Ini adalah kegiatan pertama di NTB,” katanya.
Para peserta pelatihan yaitu sebanyak 57 orang dari 50 cabang olahraga (Cabor) di bawah naungan KONI Kota Mataram. Artinya, untuk satu Cabor akan ada lebih dari satu orang terapis. “Misalnya untuk cabor sepak bola itu tidak bisa satu orang terapis, harus lebih,” katanya.
Pasca pelatihan ini, para terapis yang ada di masing-masing Cabor bisa membagi cara penanganan dengan yang lain. Sehingga ketika ada pertandingan, penanganan terhadap atlet cedera bisa maksimal. “Ilmu yang diperoleh bisa diaplikasikan terhadap atlet mereka yang ada di masing-masing cabor,” katanya.
Hasil dari pelatihan terapis selama tiga hari ini bukan hanya untuk persiapan event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB tahun 2026 mendatang. Melainkan, persiapan para terapis ini juga untuk kebutuhan pertandingan lainnya baik skala lokal hingga nasional seperti PON tahun 2028 mendatang. “Ini jangka panjang. Karena intinya kita sudah menyiapkan power di masing-masing Cabor. Sehingga nanti bisa dipergunakan oleh Cabor di setiap kegiatan olahraga lainnya,” katanya.
Sementara itu, Dewan Pakar Persatuan Terapis Olahraga Indonesia, Tommy Fondy, mengatakan selama pelatihan nanti ada materi yang akan dibagikan kepada para peserta. Salah satu materi yang akan diberikan yaitu cara pijat otot ketika atlet cedera. “Setelah menguasai pijat dengan baik, baru kita nanti akan berikan reposisi cedera dan itu sangat simple, efisien, dan aman,” katanya.
Diterangkan, dalam penanganan cedera ini bukan masalah cepatnya, tetapi juga harus tepat dan aman bagi atlet. “Kita edukasi para calon terapis bagaimana kita harus melembutkan ototnya dulu, baru kita kembalikan ke sendi semula, dan itu nanti akan sembuh dengan cepat,” tutupnya.

