Lombok Timur (Inside Lombok) – Kepala Puskesmas Sukaraja, Muksan Ependi, angkat bicara terkait meninggalnya seorang balita di RSUD Patuh Karya yang sebelumnya sempat mendapat pemeriksaan di Puskesmas Sukaraja. Ia menegaskan tidak ada penolakan pelayanan dari pihak puskesmas.
“Pertama, saya menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa atas kejadian meninggalnya balita tersebut. Namun kami perlu luruskan bahwa pelayanan tetap diberikan sesuai prosedur,” ujar Muksan, Senin (8/9/2025).
Menurutnya, balita berusia 3 bulan 20 hari itu dibawa ke UGD Puskesmas Sukaraja pada Sabtu malam (6/9/2025) dengan keluhan muntah dan buang air besar cair. Saat diperiksa, petugas mendapati kondisi pembuluh darah balita sangat tipis sehingga pemasangan infus dinilai berisiko. “Anak ini butuh cairan, makanya petugas menyarankan langsung dirujuk ke rumah sakit daerah di Keruak. Tapi pihak keluarga justru meminta obat sirup,” jelasnya.
Muksan mengungkapkan, petugas sempat menyampaikan bahwa obat sirup tidak tersedia di UGD, dan menyarankan agar keluarga segera membawa pasien ke rumah sakit. Namun, keluarga memilih membeli obat di apotek luar dan membawa pulang anak tersebut. “Setelah itu, kami tidak tahu kalau pasien tidak dibawa ke rumah sakit. Kondisinya memburuk di rumah hingga keesokan harinya baru dibawa ke Rumah Sakit Patuh Karya, namun nyawanya tidak tertolong,” katanya.
Terkait prosedur rujukan, Muksan menegaskan puskesmas tidak membuat surat rujukan karena belum ada tindakan medis yang diberikan. Sesuai SOP, rujukan baru dibuat setelah pasien mendapat penanganan awal dan hasil konsultasi dokter menyatakan perlu dirujuk. “Petugas hanya memeriksa kondisi tangan dan kaki, dan karena usia balita sangat kecil serta pembuluh darahnya tipis, tindakan medis tidak dilakukan. Itulah mengapa surat rujukan juga tidak bisa dikeluarkan,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Lombok Timur untuk melakukan evaluasi dan peningkatan kapasitas tenaga medis. “Minggu ini kami akan adakan pelatihan BHD dan on job training di rumah sakit agar petugas lebih teliti dalam menilai kegawatan pasien,” tambahnya.
Saat ini Puskesmas Sukaraja memiliki 3 dokter umum, 1 dokter gigi, 98 tenaga perawat, dan bidan dengan fasilitas rawat inap 10 tempat tidur. Muksan menegaskan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pelayanan agar kasus serupa tidak terulang. Kasus ini sendiri masih ditangani oleh Dinas Kesehatan Lombok Timur untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.

