Lombok Timur (Inside Lombok) – Peristiwa kelalaian pelayanan pihak puskesmas diduga kembali terjadi di Lombok Timur (Lotim). Setelah peristiwa di Puskesmas Sukaraja, kini hal yang sama terjadi di Puskesmas Montong Betok.
Seorang lansia, Sukmin (60), penderita sakit jantung dan struk meninggal dunia di Rumah Sakit Anggoro setelah diduga tak mendapatkan penanganan di puskesmas setempat. Salah seorang keluarga almarhum, Baiq ayuni ni’matul ni’am, mengatakan bahwa almarhum menderita sakit keras sejak lama, dan pada Kamis (08/09) kondisinya kesehatannya semakin menurun. Sehingga pada pukul 10.00 Wita dilarikan ke Puskesmas Montong Betok yang dekat dengan rumahnya.
Namun pihak puskesmas pada saat itu mengatakan bahwa ruangan sudah penuh dan tidak ada penanganan medis terhadap pasien. “Padahal almarhum dalam kondisi sakit berat. Setidaknya kan bisa diberi oksigen dulu atau penanganan awal. Tapi justru kami malah diajak berdebat dan perawatnya bilang tidak ada dokter di sana,” katanya. Pihak keluarga minta tolong agar almarhum bisa dirujuk ke Rumah Sakit Anggoro dengan menggunakan ambulans puskesmas. Tapi pihak puskesmas diduga tidak mengambil tindakan karena sopir saat itu tidak ada di tempat.
Keluarga pada saat itu berharap ada petugas lain yang bisa menyetir mobil ambulans, tapi responnya sangat lambat. Bahkan ada petugas yang menyinggung perasaan keluarga pasien dengan meminta untuk menggunakan mobil pick up saja jika ingin pelayanan cepat. “Akhirnya almarhum dibawa pulang dulu karena kondisi makin panas, ditambah cuaca hari itu juga terik. Kemudian pihak keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Anggoro, tidak ada rujukan juga. Kami akhirnya memutuskan untuk membawa almarhum sendiri,” tegasnya.
Dituturkan Ayu, sesampainya di Rumah Sakit Anggoro, pihak rumah sakit terkejut dengan kondisi almarhum yang sangat lemah sekali, pihak rumah sakit juga mempertanyakan kenapa pasien baru dibawa ke rumah sakit. Namun pihak keluarga menjelaskan bahwa pasien sudah dibawa ke puskesmas dan tidak ada penanganan di sana. “Setelah diberikan penanganan di Rumah Sakit Anggoro, selang kurang lebih 30 menit almarhum meninggal dunia,” paparnya.
Dijelaskan bahwa pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kematian almarhum yang memang sudah 2 tahun mengidap penyakit jantung. Tapi keluarga merasa kecewa dengan pelayanan Puskesmas Montong Betok yang tidak cepat tanggap, bahkan terkesan dingin dalam menangani pasien gawat darurat. “Kekecewaan ini bukan hanya kami rasakan. Banyak warga lain yang pernah dirawat di sana juga mengeluh hal yang sama. Bahkan ada cerita, infus pasien sengaja dimatikan karena perawat malas diganggu. Itu yang membuat keluarga semakin tidak terima,” pungkasnya.

