Lombok Utara (Inside Lombok)- Aksi meresahkan tiga pemuda yang mengaku sebagai anggota intel kepolisian di Dusun Penjalin, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, akhirnya diamankan petugas. Ketiga terduga pelaku berinisial MIJ (21), HAM (21), dan GR (21), diamankan Polsek Tanjung pada Minggu (05/10) malam setelah memicu emosi warga.
Kapolsek Tanjung, AKP Remanto, menjelaskan bahwa insiden ini bermula pada Kamis (02/10) malam. Saat itu, korban berinisial M (19) bersama rekannya diberhentikan oleh para pelaku di depan sebuah angkringan. ”Salah seorang pelaku mengaku sebagai anggota intel dan beralasan akan membawa motor korban karena melanggar aturan, seperti tidak berplat nomor dan bersuara bising,” ungkapnya, Senin (6/10).
Tak hanya mengancam menyita motor, para pelaku juga memaksa korban untuk melakukan push up yang kemudian direkam oleh salah satu dari mereka. Tindakan intimidatif ini semakin meresahkan setelah video tersebut diunggah oleh pelaku HAM ke media sosial. ”Video itu viral dan membuat keluarga korban merasa resah. Kepala Dusun dan perangkat desa lantas berinisiatif memanggil pelaku untuk mediasi,” terangnya.
Sayangnya, saat ketiga pelaku mendatangi lokasi untuk mediasi pada Minggu malam, situasi berubah menjadi tegang. Emosi warga Penjalin yang sudah tersulut atas aksi premanisme itu nyaris berujung pada tindakan main hakim sendiri. Melihat potensi keributan, personel Polsek Tanjung segera bergerak cepat.
Lebih lanjut, ketiga pemuda tersebut langsung dievakuasi dan dibawa ke Mapolsek Tanjung guna menghindari amuk massa dan kericuhan lebih lanjut. Bahkan dari penyelidikan awal, kuat dugaan para pemuda tersebut beraksi di bawah pengaruh minuman keras saat melakukan aksinya.
”Tidak menutup kemungkinan, mereka juga berniat melakukan penipuan dengan mengatasnamakan aparat intel guna menakuti korbannya untuk proses hukum lebih lanjut. Kasus ini telah dilimpahkan ke Satuan Reskrim Polres Lombok Utara dan akan ditangani secara profesional,” demikian. (dpi)

