27.5 C
Mataram
Senin, 22 Desember 2025
BerandaUncategorizedOrang Tua Anak Penderita Atresia Ani di Lombok Timur Kehabisan Biaya Pengobatan

Orang Tua Anak Penderita Atresia Ani di Lombok Timur Kehabisan Biaya Pengobatan

Lombok Timur (Inside Lombok) – Seorang bocah berusia 11 tahun bernama Kiki Setiana Dewi, asal Dusun Cempaka, Desa Suela, Kecamatan Suela, Lombok Timur, harus menjalani perawatan rutin akibat menderita Atresia Ani sejak lahir. Orang tuanya kini mengaku kehabisan biaya untuk melanjutkan pengobatan yang membutuhkan peralatan medis dan perawatan intensif.

Ibu dari Kiki, Andini, menjelaskan bahwa sejak lahir anaknya belum pernah menjalani operasi pembukaan anus karena keterbatasan biaya, meski tindakan medis tersebut ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Operasi pertama baru dilakukan pada April lalu untuk membuat lubang buang air besar sementara. “Selama ini belum pernah operasi, nah sejak bulan 4 lalu sudah dilakukan operasi pertama untuk membuat lubang agar buang air besar bisa dilakukan,” kata Andini.

Ia menambahkan, meskipun biaya operasi ditanggung BPJS, pihak keluarga tetap menanggung biaya perawatan lanjutan dan kebutuhan medis lainnya, seperti air infus dan perlengkapan kebersihan kantong kotoran yang harus selalu steril. “Kita kontrol ke RSUP juga butuh ongkos, terus di rumah harus kita siapkan air infus dan peralatan kebersihan lainnya untuk membersihkan kantung kotorannya dan harus steril,” jelasnya.

Menurut Andini, setiap kali kontrol ke Mataram dibutuhkan biaya sekitar Rp1 juta, sementara untuk pembelian peralatan medis di rumah mencapai Rp2 juta. “Setelah operasi kedua ini, perawatan sudah hampir kita lakukan selama 6 bulan. Sekarang biaya sudah tidak ada, semua isi rumah sudah saya jual dan tersisa tinggal kulkas ini saja yang akan saya jual untuk pengobatan,” ujarnya.

Ketua RT setempat, Zulfikri, menyebut kondisi keluarga tersebut sangat memprihatinkan. Meski suami Andini bekerja di Kalimantan, penghasilannya belum mencukupi untuk biaya pengobatan dan perawatan anaknya. “Untuk obat dan alat yang dipakai serta biaya bolak balik ke rumah sakit itu yang saat ini menjadi kesulitan keluarga pasien, saking seringnya keluar masuk rumah sakit sehingga penghasilan keluarga tidak cukup untuk menjalani perawatan,” paparnya.

Warga sekitar kini berinisiatif membuat kotak amal untuk membantu biaya pengobatan Kiki, yang dijadwalkan menjalani operasi ketiga pada akhir Oktober 2025. “Orang tuanya sampai sanggup dibuatkan kotak amal untuk donasi malah saking susah kondisinya saat ini demi mengobati anaknya, tumben-tumbennya minta tolong karena selama ini biasanya ditangani sendiri,” pungkas Zulfikri.

- Advertisement -

Berita Populer