Lombok Timur (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Timur ditetapkan sebagai daerah percontohan nasional program pengentasan kemiskinan ekstrem oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Bersama organisasi internasional Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC), tim Bappenas melakukan kunjungan lapangan ke Dusun Segalang-galang, Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, pada Selasa (21/10), untuk meninjau pelaksanaan program di daerah tersebut.
Rombongan diterima oleh Wakil Bupati Lombok Timur, Moh. Edwin Hadiwijaya, yang menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia menegaskan pentingnya perencanaan berbasis data akurat dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
“Lombok Timur memiliki penduduk hampir seperempat dari total penduduk NTB. Jadi wajar jika provinsi melirik Lotim, karena kalau Lotim baik, NTB pasti ikut baik. Semua kebijakan harus dimulai dari perencanaan yang tepat,” ujar Edwin.
Dalam kesempatan itu, Edwin juga mendorong para penerima manfaat, khususnya kaum ibu, untuk berbagi pengalaman kepada tim Bappenas dan BRAC. “Mereka datang ke sini untuk belajar dari ibu-ibu sekalian. Ceritakan saja pengalaman yang dirasakan, karena itu bisa jadi contoh baik bagi daerah lain,” katanya.
Program pendampingan intensif yang sebelumnya dijalankan oleh Islamic Relief di Lombok Timur dinilai berhasil dan akan diadaptasi dalam proyek unggulan provinsi bertajuk “Desa Berdaya”. Model ini mengedepankan kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga internasional guna mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut. Edwin berharap keberhasilan proyek ini dapat diperluas untuk menjangkau sekitar 15.000 kepala keluarga miskin lainnya.
“Kita ingin memastikan setiap keluarga miskin bisa keluar dari kemiskinan ekstrem melalui perencanaan, pendampingan, dan kolaborasi yang tepat,” tambahnya.
Dalam kunjungan tersebut, tim Bappenas dan BRAC meninjau berbagai kegiatan ekonomi warga, termasuk usaha dagang serta peternakan sapi dan kambing. Mereka juga berdialog dengan masyarakat guna mengevaluasi kendala dan efektivitas pendekatan program di lapangan.
Perwakilan BRAC, PD Antono, menjelaskan bahwa program ini menggunakan pendekatan graduasi selama tiga tahun dengan lima komponen utama, yakni ketahanan pangan, kemandirian ekonomi produktif, inklusi keuangan, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan lingkungan. Selain bantuan modal usaha, penerima manfaat juga mendapatkan pendampingan teknis dan pelatihan manajemen keuangan agar mampu mandiri secara berkelanjutan.
Melalui pendampingan intensif mingguan hingga bulanan, Lombok Timur diharapkan menjadi contoh nasional dalam pengentasan kemiskinan ekstrem berbasis data akurat dan pemberdayaan masyarakat yang terukur.

