Lombok Barat (Inside Lombok) – Guna menekan angka lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar launching gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Hal ini sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat dan mengajak mereka terlibat aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.
“Saat ini kasus demam berdarah di Lombok Barat memang terjadi peningkatan, dibanding tahun lalu dengan periode yang sama,” ungkap Kadis Dikes Lobar, Arief Suryawirawan di sela-sela pemantauan kegiatan PSN, Kamis (20/06/2024).
Secara angka, kata dia, kasus DBD di Lobar hingga Juni ini sudah mencapai 500 lebih. Angka itu pun diakui meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan 2023 lalu. Sehingga pihaknya pun mengusulkan kepada Penjabat Bupati, untuk Dikes dapat melakukan langkah-langkah percepatan penurunan kasus DBD, melalui gerakan PSN. “Karena gerakan ini (PSN) kita lakukan serentak di 20 titik di semua puskesmas, di seluruh kecamatan,” jelas dia.
Arief berharap dengan adanya gerakan serentak PSN ini, maka mata rantai DBD bisa terputus dan kasusnya bisa menurun. Di mana Kecamatan dengan kasus DBD paling parah disebutnya ada di Kecamatan Gerung dan Sekotong.
Saat disinggung apakah tingginya kasus DBD di Lobar juga diakibatkan adanya kasus impor dari Kota Mataram atau Kabupaten lain yang dekat dengan Lobar, Arief pun mengatakan tidak menutup kemungkinan juga adanya kasus impor. Saat warga Lobar beraktivitas di luar wilayah Lobar dan terjangkit DBD di sana. “Tapi kita belum bisa pastikan itu (kasus DBD impor), yang jelas faktanya ada masyarakat kita yang kena DBD,” imbuhnya.
Masuknya Lobar sebagai wilayah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD pun diakuinya karena terjadinya peningkatan kasus yang cukup signifikan. “Dan itu sudah memenuhi syarat kita (Lobar, Red) masuk untuk diajukan sebagai wilayah KLB Demam Berdarah,” jelas Arief.
Peningkatan kasus DBD tahun ini disebutnya juga tak terlepas dari terjadinya siklus lima tahunan nyamuk DBD. Sehingga angka pasien yang terjangkit di Lobar saat ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mengapresiasi langkah Pj Bupati Lobar yang peduli terhadap kondisi tersebut. Sehingga mendukung gerakan PSN Dikes sebagai upaya untuk dapat menurunkan angka kasus tersebut dengan cepat.
“Kita sudah latih (tim medis) di semua Puskesmas mulai beberapa waktu yang lalu. Masing-masing Puskesmas ada 3 sampai 4 orang timnya,” tutur dia. Arief juga berharap, agar masyarakat di masing-masing rumah bisa paham dan membedakan mana yang dimaksud dengan jentik nyamuk, dan mereka juga bisa mengetahui, harus diapakan jentik tersebut.
Guna memberantas DBD ini, diakuinya perlu melibatkan seluruh elemen. Mulai dari masyarakat, tenaga medis, TNI-Polri hingga pemerintah daerah. “Tapi khusus saat ini, kita minta Puskesmas bergerak bersama-sama. Karena akan lebih efektif jika dilakukannya secara bersama-sama,” pungkas Kadis Dikes Lobar ini. (yud)