23.5 C
Mataram
Rabu, 26 Februari 2025
BerandaAdvetorialSTIKES dan STEI Hamzar Gelar Wisuda Bersama Ke-XI, Jadi Wisuda Terakhir Prodi...

STIKES dan STEI Hamzar Gelar Wisuda Bersama Ke-XI, Jadi Wisuda Terakhir Prodi D3 Kebidanan

Mataram (Inside Lombok) – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamzar menggelar wisuda bersama yang ke-XI dan pengambilan sumpah pada 17 Februari 2025. Kegiatan ini sekaligus menjadi wisuda terakhir bagi Program Studi (Prodi) D3 Kebidanan mereka sebelum resmi ditutup.

Peserta wisudawan dari STIKES Hamzar untuk D3 Kebidanan ada 31 wisudawan dan satu orang wisudawan untuk S1 Pendidikan Bidan, serta 23 wisudawan S1 Ilmu Keperawatan. Kemudian jumlah peserta pengambilan sumpah, diantaranya 31 orang dari Prodi D3 kebidanan, 170 orang Profesi Bidan, serta 44 orang profesi Ners. Selain itu, terdapat juga 13 wisudawan S1 Perbankan Syariah dari STEI Hamzar.

“Kami memang berencana menutup Prodi tersebut (D3 Kebidanan). Karena yang pertama masukan dari asosiasi (IBI, Red) baik yang di provinsi ataupun yang di pusat atau Jakarta menyatakan, untuk bisa Bidan mandiri itu harus profesi. Sedangkan D3, mereka harus kuliah dulu satu kali lagi, dan yang diwisuda hari ini adalah angkatan terakhir,” terang Ketua Yayasan Maraqitta’limat, H. M. Fadlurrahman S.Kom., M.Si, Senin (17/02/2025).

Setelah menerima berbagai masukan dan berbagai pertimbangan, pihak kampus pun tidak lagi menerima mahasiswa baru untuk D3 Bidan. Selain peminatnya yang juga mulai berkurang, karena Hamzar juga sudah memiliki S1 Pendidikan Bidan dan Profesi.

Pengambilan sumpah profesi bidan STIKES Hamzar (Inside Lombok/Ist)

“Khusus untuk yang angkatan D3 Bidan ini, kalau misalkan dia mau ikut profesi juga bisa. Karena kita (di STIKES Hamzar, Red) punya program RPL namanya, jadi itu penyetaraan yang diambil dari konversi nilai saat terakhir dia menerima ijazah. Dan dikonversi dengan kegiatan atau profesi yang dijalani. Misalkan dia seorang bidan atau tenaga kesehatan, itu dikonversi nilainya dalam waktu satu tahun itu juga bisa,” jelasnya.

Bagi yang mengikuti program tersebut, dalam setahun mereka bisa menyelesaikan S1, kemudian setahunnya lagi profesi. Sehingga para alumni tersebut juga bisa mengikuti standar bidan mandiri yang telah ditetapkan pemerintah.

“Kami harapkan, yang sudah diwisuda bisa segera memanfaatkan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan. Agar bisa bermanfaat untuk keluarga, masyarakatnya dan bangsa juga. Dalam hal penanganan kesehatan,” harapnya.

Para wisudawan pun diminta terus mengembangkan karir dan pendidikannya. Termasuk yang sudah mengambil sumpah profesi, agar bisa segera berkarir mengabdi dan melayani masyarakat atau pun menjadi akademisi dengan melanjutkan pendidikan. “Kita harus berkembang, menyesuaikan situasi dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Karena dunia pendidikan selalu dinamis, berkembang mengikuti waktu,” pesannya.

Sementara itu, Pembina Yayasan Maraqitta’limat TGH. Hazmi Hamzar S.H., M.H. mengatakan bahwa penutupan Prodi D3 Bidanan ini juga untuk mengefisiensikan operasional yayasan. Walaupun STIKES Hamzar telah membuka prodi tersebut sudah sejak awal didirikan. Terlebih mereka saat ini sudah memiliki Prodi S1 Pendidikan dan Profesi Bidan yang saat ini peminatnya cukup tinggi.

“Sehingga kita memutuskan untuk melanjutkan memelihara yang S1 plus profesi. Nah ini lah yang sekarang ini wisuda terakhir untuk D3 Bidan di Hamzar. Kemarin sudah akreditasi terakhir sekaligus sekarang menjadi wisuda terakhir,” tuturnya.

Selain saat ini pihak yayasan akan fokus pada Prodi yang sudah ada, mereka juga tengah fokus untuk membuka Prodi baru seperti sekolah penerbangan dan juga Prodi ilmu gizi. Yang dinilai saat ini sedang banyak dibutuhkan, terutama untuk bisa mendukung program dari Pemerintah Pusat. Sembari mengupayakan peluang untuk membuka S2 Kebidanan dan Keperawatan. “Itu lah langkahnya, karena ini gak perlu berubah jadi institut, cukup jadi sekolah tinggi saja sudah bisa,” imbuhnya.

Dirinya pun berpesan kepada para alumni Hamzar yang diwisuda agar bisa melayani dan mengobati dengan hati. Karena dia menilai, selain obat-obatan, yang dibutuhkan juga oleh pasien agar bisa sembuh adalah perhatian dan dukungan yang melibatkan perasaan dari orang yang merawatnya.

“Karena kadang-kadang orang tidak perlu diobati dengan obat, tetapi kita ajak ngobrol saja kadang orang bisa sembuh. Karena ada support dari kita sebagai perawat maupun bidan,” ungkap politisi asal Mamben Lauk ini.

Dia pun berharap, di masa transisi kepemimpinan di daerah ini, Kepala Daerah yang baru bisa membuka peluang bagi para sarjana yang memang memiliki kompetensi, termasuk alumni Hamzar. Karena kata dia, para sarjana setidaknya memiliki potensi untuk mengembangkan diri yang lebih dibanding dengan yang tidak sarjana.

Pengambilan sumlah profesi Ners STIES Hamzar (Inside Lombok/Ist)

“Karena kita juga sudah menyiapkan anak-anak yang kita bekali dengan kemampuan IT dan bahasa. Selain bahasa Inggri dan Arab, sekarang kita tambah juga dengan bahasa Mandarin. Jadi harus bisa tampil beda, jangan sampai masyarakat menilai yang sarjana dengan tidak sarjana itu sama saja,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala LLDikti Wilayah VIII, I Gusti Lanang Bagus Eratod menjelaskan soal rencana penutupan Prodi D3 Kebidanan di STIKES Hamzar. Ini sudah sesuai dengan kesepakatan asosiasi dan pihak terkait lainnya.

“Ini berkaitan dengan kebijakan Pemerintah terutama terkait dengan profesi Kebidanan. Karena kesepakatan dari asosiasi untuk mengimplementasikan dari kebijakan Kementerian Kesehatan, Bidan itu berasal dari S1 dan peofesi Bidan pun itu dari S1,” paparnya.

Sehingga saat ini, alumni D3 Kebidanan hanya akan menjadi bagian pendukung dalam pelayanan. Karena untuk profesi bidan mandiri, itu harus S1. “Bukan berarti D3 tidak terpakai, tapi untuk praktek mandiri itu harus S1. Nah ini sudah disiapkan oleh teman-teman di STIKES Hamzar,” tutupnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer