Mataram (Inside Lombok) – Perayaan HUT RSUD Provinsi NTB yang ke-54 cukup meriah. Pada usia yang sudah tidak muda lagi, RSUD Provinsi NTB memiliki banyak inovasi salah satunya manajemen nyeri.
“Banyak inovasi yang akan kita lakukan kedepannya. Tadi malam (Sabtu) ikut serta dalam baksos oleh perdatin untuk melakukan penanganan manajemen nyeri,” kata Direktur Utama RSUD Provinsi NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra.
Ia mengatakan, baksos tersebut dilakukan karena nyeri masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa tertangani dengan maksimal. Dengan baksos yang sudah digelar, para pasien yang mengeluhkan nyeri tidak lagi dirujuk ke luar daerah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. “Ini masih menjadi PR besar dokter-dokter di NTB. Dengan baksos itu kita tidak akan rujuk tapi kita akan tangani di RSUD Provinsi NTB,” ujarnya.
Inovasi baru manajemen nyeri ini akan dikembangkan dengan adanya klinik. Inovasi ini disebut banyak dibutuhkan untuk penanganan pasien. Dimana nyeri merupakan gejala yang hanya bisa dihilangkan dengan konsumsi obat sesaat dan itu bisa berulang kembali.
“Itu bisa di daerah tangan, kaki, dan bahkan kepala. Itu nanti bisa disembuhkan oleh manajemen nyeri. Ini kita berharap satu terobosan dan berikan yang terbaik buat masyarakat NTB,” tegasnya.
Selain manajemen nyeri, RSUD NTB juga meluncurkan inovasi baru yaitu code blue. Inovasi yang satu ini yaitu penanganan yang dilakukan oleh tim bisa lebih responsive. “Ini nanti bisa lebih responsive untuk kasus emergency di intra rumah sakit,” tegasnya.
Ia mencontohkan, dari saat masyarakat melaporkan melalui aplikasi smartphone, tim dengan cepat datang ke TPK. “Di ruangan ada tim code blue, rawat jalan ada code blue. Penanganan kasus emergency segera tertangani dengan cepat,” ujarnya.
Tidak itu saja, RSUD NTB juga akan dijadikan sebagai pusat pelatihan kasus kedaruratan. “Karena satu-satunya rumah sakit yang ada di Indonesia yang memiliki tim emergency adalah RSUD NTB yang namanya NTB Med’X,” ungkapnya.
Tim NTB Med’X sambung dr. Jack sudah mendapatkan pengakuan dari luar negeri seperti Dorna dan In front. Pengakuan itu artinya sangat responsive dalam menangani kasus-kasus kedaruratan. “Insya allah tahun depan ini, teman-teman ingin membuat pusat pendidikan dan pelatihan yang akan kita fokuskan di RSUD Provinsi NTB,” kata ketua IMI NTB ini. (azm)