Mataram (Inside Lombok) – Memiliki motor dengan performa yang baik tapi tetap irit bahan bakar tentu jadi keinginan setiap pengendara. Namun, ada kalanya sepeda motor yang biasanya irit bahan bakar terasa jadi lebih boros, sehingga mengganggu kesenangan dalam berkendara.
“Ada beberapa penyebab sepeda motor terasa jadi lebih boros dalam konsumsi bahan bakar. Jika tidak diindahkan maka kenyamanan dalam berkendara tentunya akan terganggu,” jelas Instruktur Safety Riding Astra Motor NTB, Satria Wiman Jaya.
Instruktur Technical Service Astra Motor NTB, Sultan Hartawan menambahkan beberapa hal yang menjadi faktor konsumsi BBM menjadi boros di antaranya filter udara yang kotor, tekanan angin pada ban yang berkurang, busi yang lemah, rantai motor yang kendur atau belt CVT aus/retak.
Tak hanya dari faktor mesin motor saja, dari faktor manusia juga dapat mempengaruhi borosnya konsumsi BBM. Berkendara dengan gaya yang buruk seperti tak menjaga kestabilan gas juga akan membuat BBM boros.
1. Filter Udara Kotor
Filter udara yang kotor adalah salah satu penyebab konsumsi bahan bakar jadi lebih boros. Kotoran seperti minyak dan debu yang menempel pada filter menghambat aliran udara yang masuk ke ruang bakar, akibatnya volume campuran udara dan bahan bakar menjadi tidak ideal. Kondisi ini membuat proses pembakaran jadi tidak sempurna sehingga banyak bahan bakar terbuang sia-sia. Karena itu, penting untuk membersihkan atau mengganti filter udara secara teratur.
2. Tekanan Angin Ban Kurang
Kondisi ban yang kekurangan angin membuat permukaan ban yang menyentuh aspal jadi lebih lebar. Akibatnya laju motor akan terhambat dan motor terasa lebih berat. Tekanan angin yang tidak cukup menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan akhirnya mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, penting untuk secara rutin memeriksa tekanan ban dan pastikan dalam kondisi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
3. Busi yang Lemah
Salah satu tanda busi sudah mulai tidak layak pakai yaitu melemahnya percikan api yang menyebabkan proses pembakaran tidak mencapai hasil optimal. Akibatnya, daya gerak yang dihasilkan akan terasa lemah dan sepeda motor jadi kurang bertenaga. Dalam kondisi seperti ini, pengendara cenderung menggenggam tuas gas lebih kuat agar kendaraannya dapat berakselerasi lebih cepat, yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi bahan bakar. Ada beberapa penyebab lemahnya percikan api yang keluar dari ujung elektroda busi, seperti kotoran sisa pembakaran yang menempel pada busi atau kondisi busi itu sendiri. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan sepeda motor secara rutin.
4. Rantai Motor Kendor atau Belt CVT Aus/Retak
Rantai motor yang kendur atau belt CVT yang melar juga dapat menyebabkan konsumsi bensin boros, karena rantai yang kendur akan mengakibatkan tarikan pada roda menjadi berat. Kondisi tersebut menandakan bahwa rantai atau belt CVT perlu diganti dengan yang baru. Jika sabuk CVT tidak diganti, maka konsumsi bahan bakar akan meningkat dan ada risiko belt CVT putus secara tiba-tiba.
5. Gaya Berkendara Buruk
Gaya berkendara yang kurang baik juga dapat mengakibatkan penggunaan bensin yang boros. Gaya berkendara yang sering kali melakukan akselerasi tiba-tiba, menggeber-geber motor, dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar secara signifikan. Meski sepeda motor dalam kondisi prima, konsumsi bahan bakar yang efisien tidak akan bisa tercapai apabila tidak dibarengi dengan gaya berkendara yang baik.
“Untuk itu, penting agar gaya berkendara dilakukan dengan tenang dan santai guna mencapai efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih baik. Tak kalah penting, lakukan perawatan dan pemeriksaan secara berkala di bengkel AHASS terdekat agar seluruh komponen sepeda motor tetap optimal dan Honda Genuine Parts yang sudah terjamin kualitasnya,” tutup Sultan. (r)