30.5 C
Mataram
Jumat, 17 Mei 2024
BerandaBerita Utama10 Persen Lebih Warga di NTB Masih Buta Huruf

10 Persen Lebih Warga di NTB Masih Buta Huruf

Mataram (Inside Lombok) – Berdasarkan NTB Satu Data Tahun 2022, angka buta huruf di NTB masih di atas 10 persen. Mereka yang buta huruf tercatat dari usia 15 tahun ke atas. Kondisi ini pun berdampak pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB, Aidy Furqan mengatakan kategori melek huruf saat ini tidak hanya bisa mengucapkan atau membaca, melainkan juga bisa menulis. “Ternyata melek huruf itu kategorinya dua. Kalau dulu hanya bisa baca, sekarang tidak, bisa baca dan tulis. Jadi harus baca dan tulis. Pastilah mempengaruhi IPM. Salah satu penyumbangnya itu,” katanya, Selasa (9/1) pagi.

Dari data yang ada, angka melek huruf di NTB yaitu sebesar 88,97 persen. Dari jumlah ini untuk beragam usia mulai dari 15 tahun ke atas. Dari data tersebut jumlah warga NTB yang buta huruf sebesar 11,03 persen. Rinciannya, 13,41 persen perempuan dan 8,62 persen laki-laki. “Untuk melek huruf itu semua usia. Ada yang 15 tahun ke atas, ada yang sampai 25 tahun ke atas,” katanya.

Ia mengatakan, jika masyarakat hanya bisa membaca tapi tidak bisa menulis maka termasuk buta huruf. Kategori ini dinilai cukup berat karena masyarakat dituntut untuk bisa baca dan menulis.

- Advertisement -

“Misalnya baca pagi dan juga harus menulis kata pagi. Kalau bisa menulis kata itu maka melek dia. Kalau hanya bisa mengucapkan tidak menulis maka buta huruf dia. Di situ beratnya,” ujarnya.

Untuk usia pendidikan menengah kata Aidy sejauh ini tidak ada kendala yang terjadi. Namun yang menjadi persoalan yaitu pada saat pra sekolah dan usia 50 tahun ke atas. “Tentu ada aktivitas bersama warga yang belum pada usia sekolah dan pasca usia sekolah 50 tahun ke atas. Sejak awal tidak bisa baca huruf latin tapi bisa baca bahasa Arab. Cuma tak bisa menulis,” ujarnya.

Guna menuntaskan persoalan tersebut, pemda kabupaten/kota pun dinilai perlu duduk bersama. Hal ini dilakukan untuk mencari solusi agar tidak ada lagi angka buta huruf di NTB. “Perlu (pemda) kabupaten dan kota duduk bareng. Walaupun itu bukan kewenangan provinsi mencari formula bagaimana caranya di daerah yang ditemukan anak-anak yang tidak melek huruf,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer