Mataram (Inside Lombok) – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Bali Nusra mencatat saat ini masih ada sekitar 26 kecamatan di NTB yang belum memiliki jaringan internet. Puluhan kecamatan yang belum terkoneksi internet tersebut tersebar di beberapa kabupaten di NTB, baik yang ada di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.
“Ada 26 kecamatan belum terkoneksi internet di NTB. Kita akan memfollow up untuk membuka layanan di daerah tersebut,” ujar Ketua APJII Bali Nusra, Ryan Soma, Kamis (26/1) siang.
Diterangkannya, koneksi internet di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat hingga pendidikan. “3T menjadi penting biar ekonomi digital bergerak di daerh 3T dan masyarakatnya,” ujarnya.
Tahun 2023 ini, pelayanan untuk internet di wilayah 3T di NTB akan mulai dilakukan. “Insyaallah tahun ini sudah mulai. Bekerja sama dengan seluruh stakeholder agar tujuan ini dapat terwujud dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” kata Ryan.
Ia mengharapkan bisa terbentuk kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan industri penyelenggara telekomunikasi. “Kerja sama dengan seluruh masyarakat juga untuk mendorong suksesnya transformasi digital demi meningkatkan ekonomi serta daya saing masyarakat di NTB,” ujarnya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 yang mewabah beberapa tahun terakhir mengakibatkan pertumbuhan ekonomi cukup sulit. Transformasi digital saat ini menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing global dan pembangunan jangka panjang.
Ryan mengatakan untuk mendukung transformasi digital, konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet harus tersebar secara merata. “Harus ada kolaborasi baik antara pemerintah, masyarakat maupun industri,” katanya,
Saat ini transformasi digital disebutnya telah menjadi tuntutan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pelayanan jaringan internet juga harus tersedia di wilayah 3T. “Konektivitas jaringan telekomunikasi dan internet yang menyeluruh hingga ke sisi terluar Indonesia adalah tulang punggung dalam transformasi digital,” ungkapnya.
Menurutnya, tidak hanya soal teknologi, melainkan juga memperhatikan unsur sosial seperti kultur dan masyarakat setempat. Disebutkan, tiga karakteristik transformasi digital yaitu inklusif, empowering dan sustainable.
“Jadi karakteristik ini menggambarkan cita-cita transformasi digital yang dapat diakses dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya. (azm)