Mataram (Inside Lombok) – Pemprov NTB menargetkan Rp26,95 triliun total nilai investasi bisa masuk di 2024 ini. Tambang menjadi salah satu penyumpang investasi terbesar di NTB, yaitu mencapai Rp23,2 triliun lebih.
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Wahyu Hidayat mengatakan target investasi 2024 ini naik Rp5 triliun jika dibandingkan dengan periode 2023 lalu. Tingginya target ini menjadi tantangan Pemprov NTB, terutama DPMPTSP.
“Ini menjadi tantangan baru buat kita. Angka itu dari pemerintah pusat menetapkan target seperti itu sudah ada perhitungan tersendiri,” katanya, Senin (4/3) siang. Wahyu mengatakan peningkatan target investasi ini dengan melihat proyeksi yang cukup signifikan.
Selama ini tiga sektor yang masih mendominasi investasi di NTB yaitu pertambangan, pariwisata dan ekonomi kreatif serta industrialisasi. “2023 itu sektor tambang menjadi penyumbang yang paling besar. Itu angkanya gede banget dan belum bisa dikejar oleh sektor-sektor yang lain,” katanya.
Ditegaskan, untuk target di 2024 ini sudah cukup realistis dengan potensi-potensi investasi yang ada di NTB. Dengan target tersebut, saat ini sedang fokus untuk bisa mencapai target yang sudah ditetapkan.
“Ini kan sudah Maret di triwulan satu, dan perhitungan paling telat di 1 April 2024. Itu sudah mulai kelihatan proyeksi-proyeksi mana yang memberikan kontribusi yang signifikan,” ujarnya.
Diterangkannya, dukungan nilai investasi paling besar pada tahap konstruksinya karena menyerap kebutuhan biaya yang paling besar. Untuk potensi yang baru katanya belum ada. Karena tahun ini masih untuk keberlanjutan investasi tahun 2023 lalu. “Proses konstruksi itu tidak setahun atau dua tahun ini agak panjang. Potensi yang paling besar masih dipertambangan 2024 ini. Karena ada smelter disana,” ungkapnya.
Untuk potensi baru kata Wahyu akan terlihat atau terhitung ketika sudah mulai konstruksi atau uang keluar. Namun jika hanya mengurus izin maka belum bisa dihitung karena belum ada uang keluar.
“Bagaimana kita mau hitung. Di perizinan yang masuk melalui OSS itu, sudah ada ratusan ribu izin yang sudah keluar di rentang waktu tahun 2021 hingga sekarang, tapi itu berbagai sektor,” katanya. (azm)