Lombok Timur (Inside Lombok) – Tahun 2018 lalu gempa melanda Pulau Lombok hingga meluluhlantakkan ribuan rumah warga dan fasilitas umum. Kendati, meskipun gempa telah lama usai, masih banyak fasilitas yang belum tertangani. Termasuk bangunan-bangunan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lombok Timur, Izzuddin mengakui masih banyak sekolah yang belum dilakukan renovasi akibat gempa tahun 2018 lalu. Hal itu lantaran minimnya anggaran.
“Sebanyak 32 sekolah yang masih belum direnovasi akibat gempa bumi lalu,” katanya pada awak media, Jumat (13/01).
Anggaran perbaikan sejumlah sekolah itu masih menunggu pokir dari DPRD Lombok Timur. Langkah tersebut diambil karena saat ini anggaran yang dimiliki Disdikbud masih minim.
“Beberapa waktu lalu kita telah menerima seluruh sasaran dari pokir dewan dan hanya itu yang kita andalkan saat ini, kami harap ada sasaran perbaikan,” ungkapnya.
Izzuddin juga mengatakan apabila pokir dari DPRD tidak diarahkan untuk perbaikan sekolah tahun ini, pihaknya akan mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur melalui anggarannya untuk menuntaskan sekolah yang terdampak bencana gempa.
Sebanyak 46 ruangan dari 32 sekolah yang mengalami rusak berat dan harus dilakukan pembangunan ulang, sehingga anggaran penanganan sejumlah sekolah tersebut diperkirakan mencapai Rp23 miliar.
“Kita harapkan ada dari rekan-rekan di DPRD yang dapat membantu mengalokasikan anggarannya untuk perbaikan sekolah,” harapnya. Tak hanya itu, pihak Disdikbud bersama dengan BPBD juga telah mengajukan proposal perbaikan dan penanganan sekolah yang terdampak ke Pemerintah Pusat. (den)