Mataram (Inside Lombok) – Puluhan ribu penonton tercatat meramaikan event MXGP di Samota tanggal 24-26 Juni lalu. Dari sekitar 55 ribu orang penonton tersebut, 98 persen di antaranya adalah warga lokal asal NTB.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyudin mengatakan pihaknya melakukan survei dampak dari event internasional MXGP di Pulau Sumbawa. Survei yang dilakukan terkait jumlah penonton, perputaran uang serta dampak lainnya.
“Sebanyak 55 ribu penonton. Sebesar 98 persen lokal NTB. Paling banyak Sumbawa 65 persen,” katanya kepada media, Jumat (15/7) di Mataram.
Wahyudin menyebutkan, 16 persen penonton berasal dari kabupaten/kota lain di luar Kabupaten Sumbawa. Selain itu sekitar dua persen berasal dari luar NTB dan 0,36 persen dari mancanegara.
Aksesibilitas event MXGP di Samota yang masih kalah dengan MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok Tengah turut berpengaruh pada jumlah penonton. Karena untuk menyeimbangkan aksesibilitas di Pulau Sumbawa disebutnya membutuhkan usaha cukup besar.
Selama event MXGP, lanjut Wahyudin, seharusnya ada paket-paket wisata yang ditawarkan kepada para pengunjung. Sehingga para penonton datang ke NTB khususnya Samota tidak hanya untuk menonton event MXGP.
“Tidak hanya sekedar menonton. Dia ada paket wisata. Apalagi dikemas (seperti) di Pulau Moyo itu. MXGP-nya belum mulai mereka datang dulu,” ujarnya.
Paket wisata ini menurutnya dibutuhkan agar usai pelaksanaan event MXGP, para penonton memperpanjang masa tinggal dan menikmati wisata. Destinasi wisata di Pulau tidak kalah indah dengan Pulau Lombok. Namun banyak penonton tidak bisa menikmatinya karena tidak paket wisata yang ditawarkan.
“Ada paket-paket wisata itu jual. Jadi menggerakkan yang lain lagi. Ada wisata ini dan ini. Kita bisa melihat ikan lumba-lumba di teluk saleh misalnya. Itu bisa dijual,” tegasnya.
Ke depan, pada event selanjutnya pelaku wisata bisa menyiapkan paket-paket wisata kepada para pengunjung. Karena dengan adanya event internasional akan berdampak pada sektor-sektor yang lain. “Walaupun barangkali itu masih lokalan. Itu yang belum. Itu yang kita rekomendasikan (paket-paket wisata),” pungkas Wahyudin. (azm)