Lombok Barat (Inside Lombok) -Dari 1.893 peserta yang lulus seleksi administrasi untuk mengikuti SKD tes CPNS di Lobar, hanya 752 orang yang dinyatakan lulus passing grade. Dari jumlah tersebut, yang dinyatakan berhak mengikuti SKB sekitar 264 peserta.
“Tidak semua yang memenuhi passing grade itu berhak mengikuti SKB. Karena ada proses perangkingan” ujar kepala BKDPSDM Lobar melalui Kasubi perencanaan SDM Aparatur BKDPSDM Lobar, Rahman, Selasa (02/11/2021).
Terkait dengan formasi yang kosong pada tes CPNS Lobar tahun ini, disebutnya ada tiga bila dihitung secara jumlah. Namun secara jabatan terdapat dua formasi yang kosong. Yakni teknisi elektromedis untuk RSUD Tripat. Serta dua formasi untuk transfusi darah, yang juga penempatannya di RSUD Tripat.
Kemudian ada sekitar 15 formasi yang kosong akibat tidak adanya pelamar. Termasuk formasi untuk dokter spesialis, dan dua formasi khusus yang diberikan untuk penyandang disabilitas.
“Ini sebenarnya peserta ikut, tetapi tidak ada yang memenuhi passing grade sehingga tidak ada yang lulus di sana” jelas dia.
Untuk Lobar sendiri tes SKB dijadwalkan pada 15 November mendatang di UPT BKN Mataram. Lokasi tersebut dipilih lantaran Lobar belum memiliki tempat untuk melaksanakan tes secara mandiri.
“Tapi mengingat jumlah peserta yang akan mengikuti tes relatif sedikit, mungkin pelaksanaannya cukup dua hari saja,” papar dia.
Peserta SKD dengan nilai tertinggi, disebutnya memperoleh nilai 454 pada formasi peralatan laboratorium kesehatan. Di mana pengumuman hasil SKD tersebut telah disampaikan sejak 29 Oktober lalu, melalui website resmi mereka.
Namun terkait dengan persyaratan tambahan bagi calon peserta tes SKB. Pihaknya mengaku masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat. “Apakah masih dibutuhkan surat bukti hasil PCR itu lagi atau tidak. Kita masih menunggu arahan dari BKN” ujar Rahman.
Terkait dengan masa sanggah, ia mengaku dalam tes SKD pemerintah pusat memang tidak menyediakan masa sanggah. Namun, masa sanggah kemungkinan akan diberikan dalam proses tes SKB nanti.
Pihaknya mengakui tahun ini ada peningkatan formasi yang kosong, bila dibandingkan dengan tahun lalu. Di mana tahun lalu formasi tes CPNS didominasi oleh tenaga guru. Namun tahun ini tenaga guru telah dialihkan untuk mengikuti P3K. Sehingga perbandingan kekosongan formasi itu dibandingkan dengan formasi yang sama, yakni tenaga kesehatan.
“Kalau mau melihat perbandingannya face to face antar tenaga kesehatan, lebih banyak yang kosong sekarang (tahun ini, red)” pungkas Rahman. (yud)