25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaAda Vanili hingga Sarang Walet yang Jadi Emas Terpendam, Pertumbuhan Ekonomi NTB...

Ada Vanili hingga Sarang Walet yang Jadi Emas Terpendam, Pertumbuhan Ekonomi NTB Kalahkan Persentase Nasional

Mataram (Inside Lombok) – Pertumbuhan ekonomi NTB triwulan III 2022 tercatat 7,10 persen. Hal ini menunjukkan semakin tumbuhnya sektor-sektor pendorong ekonomi, baik tambang maupun non tambang. Dari sisi non tambang, aktivitas ekspor mampu mendongkrak pertumbuhan ekonom NTB lebih meningkat.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) NTB, Heru Saptaji menyebutkan kondisi pertumbuhan ekonomi NTB secara umum yang terus berangsur membaik. Dalam hal ini BI dengan dedicated team NTB Genjot Ekspor juga berhasil menangkap peluang pasar ekspor non-tambang sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah NTB. Antara lain komoditas vanili organik, kopi, rumput laut, ikan tuna dan sarang burung walet.

“Ini emas yang terpendam, saya lihat potensi ini harus terus kita eksplore. Istilahnya kita poles sesuatu yang terpendam itu, kita perlu lihat dari sisi hulu sampai dengan sisi hilir (potensinya, Red),” ujar Heru, Senin (14/11).

Menurutnya, keberhasilan ekspor bukan suatu perjalanan yang singkat. Diperlukan upaya pendampingan secara end to end baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Berbagai intervensi dilakukan KPw BI NTB. Antara lain dari aspek sarana dan prasarana produksi, green house, pemasaran produk hingga luar negeri, fasilitasi pengiriman sampel produk ke luar negeri, serta berbagai aspek penunjang lainnya.

“Dari berbagai upaya tersebut, antusiasme dan permintaan calon buyer dari luar negeri terhadap komoditas unggulan NTB ternyata sangat tinggi, menunjukkan bahwa kualitas produk yang dimiliki UMKM NTB bisa bersaing di pasar internasional,” ungkapnya.

Jika melihat dampak ekonominya bagi NTB dari ekspor non tambang dari grafik yang ada memang sangat signifikan pertumbuhannya. Meskipun di tengah-tengah tekanan kompleksitas ekonomi, baik di sisi global maupun domestik saat ini. Diakuinya memang pada sisi konsumsi di tengah pandemi turun, sehingga harus mencari sisi pendongkrak ekonomi yang lain.

“Sisi ekspor ini adalah sisi pendongkrak ekonomi yang lain, yang kita harapkan mampu menopang ekonomi kita,” katanya.

Untuk itu ditargetkan pada 2022 dan 2023 permintaan untuk ekspor komoditi unggulan NTB bisa sangat besar. Selain itu di 2023 akan menambah komoditi yang diekspor selain dari kopi, vanili, sarang burung walet, ikan tuna, dan rumput laut.

“Sementara yang kita ingin coba adalah mutiara, jadi mutiara bukan hanya mentah begitu tapi kita coba ada industri olahan sederhananya. Kemudian vanili bukan hanya vanili yang batang kita tingkatkan menjadi powder, karena powder dia menjadi lebih luas. Pasar Eropa sudah meminta kepada kita ini,” jelasnya.

Diharapkan pasar 2023 akan jauh lebih besar dan yang paling penting adalah harus terus mencari peluang pasar baru, tidak hanya pasar di satu segmen saja. Namun segmen pasar negara-negara lain yang lebih luas, salah satu yang ingin dikejar adalah pasar di Timur Tengah.

“Mungkin bisa juga kita menjadikan salah satu pasar pengembangan ekonomi ke depan,” imbuhnya.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono memberikan apresiasi kepada NTB karena memiliki persentase Pertumbuhan Ekonomi yang positif di angka 7,10 persen, lebih baik dari Nasional yang berada di kisaran 5,72 persen. Pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut juga karena adanya penguatan dari sisi ekspor, sehingga pelaksanaan selebrasi ekspor dan pariwisata kali ini merupakan hal yang sangat tepat ditambah dengan event WSBK yang sedang berlangsung di NTB.

“Saya turut bangga dan mengapresiasi forum NTB Genjot Ekspor bisa mendorong kinerja ekspor, semoga momentum ini bisa kita manfaatkan dengan baik untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” ujarnya.

Sementara itu, ada 5 komoditas ekspor dilepas ke berbagai negara. Adapun komoditas ekspor non-tambang antara lain berupa vanili organik sebanyak 2 ton dengan tujuan Amerika Serikat, kopi sebanyak 3 kontainer dengan tujuan Korea Selatan, sarang burung walet sebanyak 2 kontainer ke China, serta tuna loin sebanyak 1 ton ke Singapura. Selebrasi ini diharapkan menjadi simbol semangat bersinergi dalam mengembangkan dan terus menggali potensi emas yang ada di NTB. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer