Lombok Utara (Inside Lombok) – Para pengusaha seputar Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air) di Gili Indah, Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada 24 Juni 2024 kemarin mendatangi DPRD setempat untuk hearing, utamanya terkait dengan kejelasan aliran air bersih ke Gili Trawangan. Pasalnya, air bersih sudah tidak tersedia beberapa hari terakhir, padahal pengusaha meminta agar ada solusi secepatnya karena menyangkut kebutuhan operasional.
Disebutkan saat hearing, sudah tiga hari air tidak mengalir saja ada banyak tamu penginapan di Gili Trawangan yang komplain, kemudian banyak pengusaha restoran dan penginapan yang menghentikan sementara operasional. Artinya, jika krisis air ini semakin berkepanjangan maka dampak dirasakan dikhawatirkan membesar.
“Belum ada tanda-tanda air mengalir, enggih (tamu banyak yang check out, Red) untuk hotel-hotel yang sudah tidak punya stok air dan on prosess (tutup),” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) KLU, Lalu Kusnawan, Selasa (25/4).
Sudah ada beberapa properti sudah menutup operasionalnya, di mana ada 5 hotel dan 10 restoran. Bahkan ada beberapa karyawan terpaksa dirumahkan. Namun jumlah tersebut akan semakin bertambah, jika air tak kunjung mengalir ke Gili Trawangan. Apalagi gili sebagai salah satu destinasi wisata yang menjadi tujuan wisatawan berkunjung di masa high season ini.
“Nggih bertambah (yang tutup) saya belum tau updatenya ini. Sementara kami melihat perkembangannya, mau tidak mau akan merumahkan staff dan lain-lain atau mau di buat sot covid seperti giliran masuknya,” jelasnya.
Pada Senin 24 Juni 2024, setelah dilakukan hearing DPRD KLU, Pemda KLU dan para pengusaha di Gili. Rencananya DPRD KLU dan Pemda akan melakukan pertemuan dengan para tokoh-tokoh yang ada di Gili Meno. Pasalnya, ada syarat diajukin oleh PT TCN agar masyarakat membubuhkan tanda tangan supaya PT TCN masuk di Gili untuk mengelola air bersih.
Namun dari masyarakat masih belum menyetujui, lantaran dinilai aktivitas dilakukan perusahaan bisa mengakibatkan kerusakan bawah laut. Kendati demikian, DPRD dan Pemda KLU berusaha mengkomunikasikan hal tersebut, sehingga air bersih tetap mengalir.
“Saya tidak hadir. Tapi saya di update, belum ada titik temu (dari pertemuan tersebut. Semoga saja tidak mengkhawatirkan pariwisata di gili, kalau dari kami tidak ada terpikirkan dan tetap komitmen pariwisata baik-baik saja. Tinggal disisi pemerintah, bisa lebih gercep nggak?,” bebernya.
Diharapkan air di gili, baik itu Trawangan maupun Meno bisa segara ada solusi dan air bisa mengalir. Sehingga pariwisata di gili tetap berjalan dan tumbuh dengan baik. “Harapannya air on, segala urusan administrasi dan lain-lainnya seharusnya bukan urusan kami sebagai pelanggan. Itu ranah PDAM dan TCN. Jangan mengorbankan pelanggan,” tegasnya.
Sementara itu, kepala Dusun Gili Meno Masrun saat dikonfirmasi terkait dengan pertemuan DPRD KLU bersama tokoh-tokoh masyarakat terkait operasional PT TCN, ia menanyakan kapan pertemuan tersebut. (dpi)