25.5 C
Mataram
Selasa, 26 November 2024
BerandaBerita UtamaAkibat PMK Harga Daging Sapi Turun 10 Persen

Akibat PMK Harga Daging Sapi Turun 10 Persen

Mataram (Inside Lombok) – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak membuat masyarakat was-was. Akibatnya berdampak pada pedagang daging, di mana omzet pedagang anjlok lantaran harga merosot 10-15 persen sejak PMK masuk ke NTB.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Fathurrahman mengatakan masyarakat lebih waspada membeli daging sejak munculnya wabah PMK. Apalagi belum adanya informasi teknis yang menyebutkan jika hewan ternak yang terjangkit PMK dagingnya dapat diolah maupun di konsumsi.

Kondisi tersebut berpengaruh pada penurunan permintaan daging sapi di pasar, padahal dari sisi suplai cukup banyak. “Terpantau kemarin hampir 10-15 persen penurunannya. Daging ini kan bervariasi ya harganya sesuai dengan kualitasnya,” ungkap Fathurrahman, Kamis (2/6).

Untuk itu masyarakat disebutnya perlu memahami bahwa daging dari hewan ternak yang terjangkit PMK masih bisa dikonsumsi, selama diolah dengan bersih dan matang. Sehingga pedagang daging tidak terlalu merugi lantaran sepinya pembeli di tengah suplai yang tinggi.

“Sekarang belum ada informasi menyeluruh soal konsumsi daging ternak terjangkit PMK. Hanya terinformasi bahwa penyakitnya ada, tetapi apakah ketika dia diolah atau di-freezer atau diapakan itu apakah masih penyakit itu ada atau tidak,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya berharap Dinas Peternakan memberikan informasi apa dampak dari PMK ini. Terutama untuk daging yang dikonsumsi, pasalnya banyak pedagang daging olahan seperti penjual bakso yang takut membeli daging sapi setelah adanya wabah PMK. Lantaran ditakutkan akan terjangkit juga ke masyarakat yang mengkonsumsinya.

“Intinya kan ini belum ada apa-apa (jika dikonsumsi, Red). Artinya pemilahan begitu dari sisi informasi berkaitan dengan apakah daging yang diolah mengandung PMK,” tuturnya.

Dampak dari PMK ini memang banyak dikeluhkan oleh masyarakat, terutama para pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional. Pasalnya, pembeli justru berkurang sehingga membuat pendapatan mereka menurun dari biasanya.

Sebelumnya, salah satu pedagang daging di Pasar Kebon Roek, Hj. Marianah mengeluh dengan adanya wabah PMK yang menjangkiti hewan ternak saat ini. Kondisi tersebut membuat penjualannya menurun akibat sepinya pembeli.

“Warga takut beli daging sapi karena ada isu wabah penyakit sapi. Sepi pembeli juga sekarang ini,” keluhnya.

Sebelum PMK menyebar, biasanya ia dapat menjual daging 100 kilogram (kg) per hari. Namun kini hanya bisa terjual sebanyak 20 kg daging sapi. Bahkan itu pun tidak semua terjual habis. Akibatnya pendapatan mereka juga ikut menurun karena penjualan berkurang.

“Karena wabah penyakit ini banyak pedagang bakso tidak berani beli daging. Padahal biasanya mereka selalu beli buat jualan, sekarang justru sepi,” tandasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer