Mataram (Inside Lombok) – Lokasi UMKM pada saat event balap kerap menjadi keluhan para pelaku usaha. Pasalnya, lokasi yang cukup jauh dari pusat acara sehingga berdampak pada omzet yang diperoleh. Namun pada Event WSBK yang akan digelar Maret 2023 ini lokasi stan UMKM akan ditempatkan di belakang grandstand.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaludin Maladi mengatakan persiapan pelaksanaan event WSBK sudah mulai dimatangkan. Berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan di Kantor Bupati Lombok Tengah bersama pihak terkait, penempatan UMKM diupayakan akan lebih dekat dengan penonton.
Keputusan itu juga setelah memantau lokasi UMKM di Sirkuit Mandalika. “Banyak masukan dari para pelaku UMKM kita yang jualan di dalam sirkuit itu jauh dari tempat nonton grandstand,” katanya.
Selain untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha, hal ini juga untuk memudahkan penonton membeli makanan dan tidak ketinggalan saat balap dimulai. “Itu nanti kita akan pindahkan ke grandstand. Di tempat artis, lebih dekat. Karena kalau jauh mereka lebih baik tahan lapar,” katanya.
Ia mengatakan, dengan pemindahan lokasi stan UMKM ini, pemda berharap tidak ada lagi keluhan soal omzet UMKM yang kurang karena lokasi yang jauh dari pusat kegiatan. “Jadi UMKM tidak rugi. Karena tidak ada alasan lagi mereka rugi,” jelasnya.
Menurut Jamal, keterlibatan UMKM sangat penting dalam setiap event. Karena keberadaan UMKM ini bisa meningkatkan perputaran uang selama event berlangsung. UMKM yang terlibat tidak saja makanan melainkan juga aksesoris event dan oleh-oleh khas daerah.
“Sehebat apapun event nasional maupun internasional, tidak ada gunanya kalau tidak ada UMKM. Tidak ada perputaran uang, tidak ada multiplayer efek,” tegas mantan staf ahli ini.
Salah satu pemilik UMKM Abqory Marketplace, Uswatun mengatakan saat event MotoGP tahun lalu ia mendapat kesempatan untuk menempati salah satu lapak di Sirkuit Mandalika. Namun lokasi bazar dinilai kurang representatif. Sehingga berdampak pada omzet yang didapatkan.
“Saya berterima kasih kepada pemerintah daerah memberikan ruang yang sangat luas bagi perkembangan UMKM. Tapi pendapatan dalam sehari bisa Rp0, dikarenakan pengunjung pada area bazar sepi,” keluhnya.
Upaya yang dilakukan agar jualan bisa laku yaitu dengan mendatangi para penonton. Namun panitia tetap mengarahkan agar menanti pengunjung di area bazar. Dengan kondisi yang terjadi di lapangan, Uswatun pesimis bisa balik modal. “Mereka lebih berkumpul di tribun atau lapangan lapangan hijau. Nggak bisa berharap balik modal jika situasi ini tidak diubah,” ungkapnya.
Dengan rencana pemerintah untuk mendekatkan lokasi UMKM dengan penonton, ia menyambut baik. Karena dengan begitu ada harapan barang-barang yang dijual bisa banyak yang laku. (azm)