Mataram (Inside Lombok) – Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, H Johan Rosihan menyoroti rencana pemerintah pusat yang akan mengimpor sekitar 100 ribu ton daging kerbau dari India untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTB Pulau Sumbawa itu secara tegas mengkritisi hal tersebut. Menurut dia, sampai hari ini India merupakan negara yang belum diakui memiliki zona base untuk bebas PMK (penyakit mulut dan kuku).
“Rencana impor daging kerbau dari India adalah kebijakan yang keliru. Karena masih banyak negara-negara lain yang memiliki status bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia,” kata Johan melalui sambungan telepon dari Mataram, Selasa.
Untuk itu lanjut Johan, pihaknya meminta pemerintah mesti menerapkan prinsip pengurangan risiko melalui penerapan teknis pemasukan daging kerbau impor yang berasal dari negara-negara yang telah dinyatakan sebagai zona bebas PMK.
Anggota Komisi IV DPR RI itu, menegaskan pemerintah dalam hal ini tidak boleh gegabah dan harus waspada. Karena saat ini banyak sekali berkembangnya virus penyakit yang sulit dikendalikan.
Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah untuk membatasi pemasukan daging ke Indonesia yakni hanya dari negara dan zona yang sudah dinyatakan bebas PMK.
Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya penyakit ke Indonesia. Di sisi lain, diharapkannya agar pemerintah lebih fokus untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Karena pada tahun 2019 kata dia, realisasi produksi daging kerbau hanya mencapai 21.310 ton atau setara 130,98 ribu ekor kerbau.
Lebih lanjut dikatakan politisi PKS itu, untuk mengurangi ketergantungan impor agar pemerintah lebih memihak kepada peternak lokal dan mengembangkan daerah-daerah yang telah memiliki budaya beternak secara kultural.
Dicontohkan Johan, seperti peternakan di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di NTB sambungnya, potensial stock untuk produksi daging kerbau sebanyak 25.118 ekor.
Kemudian produksi daging sapi dan kerbau sebanyak 1.972 ton, yang saat ini populasi kerbau di NTB sebanyak 124.527 ekor.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, impor daging kerbau tidak berhasil menekan harga daging di dalam negeri dan konsumen ternyata lebih menyukai daging lokal. Karena memiliki kualitas yang lebih baik, serta masih segar dari pada daging impor,” katanya. (Ant)