Lombok Timur (Inside Lombok) – Angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) semakin meningkat. Kepala BPS Lotim, Muhadi mengatakan kemiskinan di Lotim 2023 lalu tercatat di angka 15,63 persen, lebih tinggi dari pada posisi di 2022 dengan angka 15,14 persen.
“Ya untuk 2023 angka kemiskinan di Lotim meningkat dari tahun 2022 lalu,” ungkapnya, Kamis (25/04/2024). Jika dilihat dari perbandingan angka persentase, peningkatan kemiskinan di Lotim dari 2022 dan 2023 memang terlihat tidak terlalu signifikan. Namun dengan jumlah penduduk Lotim yang mencapai satu per tiga penduduk NTB, angka tersebut merupakan peningkatan yang terbilang tinggi. “Meski kenaikannya hanya berkisar nol koma sekian persen, akan tetapi jika dilihat dari jumlah penduduk Lotim angka itu termasuk tinggi,” terangnya.
Dari data BPS tahun 2022 jumlah penduduk miskin di Lotim mencapai 189.064 jiwa. Sementara pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 197.630 jiwa. Artinya pada tahun 2022 pendapatan perkapita penduduk miskin mencapai Rp503.525 perbulan, sementara pada tahun 2023 pendapatan per kapita mencapai Rp546.404 per bulannya.
“Tahun 2023 itu angka garis kemiskinannya menngkat, kalau andainya dalam satu keluarga mempunyai penghasilan Rp2 juta dan memiliki satu anak berarti bukan tergolong miskin. Tapi kalau memiliki 2 anak dengan gaji Rp2 juta per bulan maka ia tergolong miskin, karena pendapatan per kapita 2023 sebanyak Rp546.404 dikali 4 yakni suami, istri, dan 2 anak sehingga ia harus bergaji Rp2 juta lebih baru tergolong tidak miskin,” tuturnya.
Ada beberapa faktor kemiskinan di Lotim meningkat. Mulai dari jumlah anggota keluarga, pendapatan, dan lainnya. Kemiskinan menurut BPS yakni di mana seseorang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya atau kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan ekonominya terutama makanan.
“Dalam menentukan angka kemiskinan, Muhadi menjelaskan bahwa BPS selalu menentukan berdasarkan batas garis kemiskinan yang menjadi acuannya. Seperti dari faktor kecukupan makanan dan gizinya, serta dari faktor non makanan,” tegasnya.
Tahun 2023 dikatakan Muhadi kedalaman dan keparahan kemiskinan di Lombok Timur lebih parah ketimbang tahun 2022 lalu, yakni dari 2,58 menjadi 3,57 tingkat kedalaman. Sehingga semakin dalam tingkatannya, maka semakin banyak masyarakat yang masuk dalam garis kemiskinan. “Kalau dilihat dari kedalaman dan keparahannya, tahun 2023 itu lebih dalam dan lebih parah tingkat kesenjangannya,” pungkasnya. (den)