Lombok Barat (Inside Lombok) – Belasan lapak di wisata kuliner Tanjung Bias I, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar terdampak cuaca ekstrem yang melanda hampir seluruh wilayah Lombok Barat akhir pekan kemarin. Para pedagang di lokasi wisata itu pun disarankan agar memundurkan lapak, sebagai langkah antisipasi terjadinya abrasi.
“Setiap kali angin barat memang seperti ini (terdampak), ada tempat selfie dan atap bangunan yang rusak. Jumlahnya sekitar 15-an,” ungkap Ketua Bumdes Senteluk, Munajab saat dikonfirmasi akhir pekan kemarin.
Saat angin kencang dan hujan deras disertai ombak besar tiba-tiba melanda kawasan tersebut, kata dia, lapak-lapak yang ada masih buka. Masih banyak pengunjung dari luar daerah yang tengah menikmati kuliner di sana.
“Gelombangnya setinggi dua sampai tiga meter. Hal ini terjadi musiman, jadi kami juga tidak tahu pasti mau ambil langkah seperti apa,” ungkapnya.
Kondisi ini disebut menyebabkan pedagang yang lapaknya rusak mengalami kerugian hingga belasan juta. Karena atap hingga spot selfie mereka rusak diterjang ombak dan diterbangkan angin kencang.
Saat disinggung terkait solusi untuk mengantisipasi hal serupa di kemudian hari, dengan upaya memundurkan lapak para pedagang, pria yang akrab disapa Jajab ini mengaku hal itu menjadi sebuah dilema.
“Saya rasa sudah tidak mungkin kita mundurkan, karena kita pakai tanah negara yg memang sudah jelas batasannya,” tandas dia.
Sementara itu, Camat Batulayar, Afgan Kusuma Negara menyarankan agar lapak para pedagang di Tanjung Bias bisa lebih dimundurkan agar tak terlalu memakan bibir pantai. Upaya itu dinilai bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya abrasi saat sedang terjadi cuaca ekstrem seperti saat ini.
“Kita berharap untuk selanjutnya lebih dimundurkan dikit lah lapaknya, terutama untuk bagian tempat duduk tamu-tamunya itu,” ujar Afgan. Pihaknya berharap upaya itu bisa membantu agar lapak para pedagang tak terus-terusan rusak diterjang ombak saat terjadi cuaca ekstrem.
“Kita harapkan dari para pengelola Tanjung Bias jangan terus memajukan lapaknya ini,” saran dia. Lapak yang terus dimajukan itu dinilai Afgan malah mempersempit ruang untuk masyarakat umum yang berkunjung untuk sekedar menikmati suasana di tepi Pantai Tanjung Bias.
“Karena semuanya habis oleh kursi dan atap lapak yang sudah didirikan. Dimundurkan sedikit, supaya ada ruang untuk masyarakat bebas yang tidak mesti harus berbelanja di sana,” tandasnya. (yud)