Mataram (Inside Lombok) – Mengatasi persoalan minyak goreng yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat, sebanyak empat hingga lima kontainer didatangkan ke pulau Lombok hari ini, Rabu (23/2). Persediaan tersebut diprediksi akan habis dalam seminggu ke depan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, Uun Pujianto Rabu (23/2) di Mataram mengatakan, pendistribusian minyak goreng tersebut dilakukan oleh distributor untuk dua merek minyak goreng. Kelangkaan yang terjadi disebut bukan karena adanya penimbunan oleh oknum. Melainkan karena terjadi keterlambatan di pabrik minyak goreng tersebut.
“Untuk minyak goreng, kemarin saya telpon distributornya. Kemungkinan hari ini datang minyak goreng sekitar 4-5 kontainer yang satu dari distributor Mitra sama Filma. Kendalanya dari pabriknya yang keterlambatan semua. Tidak yang namanya penimbunan,” katanya.
Uun menegaskan, tidak ada penimbunan yang dilakukan melainkan hanya karena kekosongan stok. Dengan kedatangan minyak goreng saat ini, diharapkan tidak ada lagi persoalan di lapangan.
“Bagaimana mau nimbun (kalau) harga turun. Kecuali nimbun harga naik. Ini kan harga turun bagaimana mau nimbun. Karena memang betul itu kosong. Hari ini insya allah akan terisi,” ujarnya.
Minyak goreng yang datang sambung Uun, akan disebar ke kabupaten/kota di pulau Lombok. Jika persediaan mulai menipis, maka ada pemesanan kembali. Dengan persediaan yang akan disiapkan tersebut, masyarakat diharapkan tidak lagi khawatir terkait minyak goreng di retail modern maupun supermarket.
“Akan menyebar se-Pulau Lombok. akan tetap PO dan swalayan juga PO. kelangkaan tidak ada. Masyarakat aja yang terlalu khawatir dengan kelangkaan minyak dengan harga minyak,” ungkapnya.
Ditegaskan, Dinas Perdagangan Kota Mataram sebelumnya sudah melakukan operasi pasar minyak goreng. Namun dari evaluasi yang dilakukan, masih banyak masyarakat yang khawatir terhadap ketersediaan salah satu kebutuhan pokok tersebut.
Hal ini berdampak pada jumlah minyak goreng yang dibeli melebihi dari kebutuhannya. “Kemarin sudah kita lakukan OP, tapi tetap saja masyarakat takut,” katanya. (azm)