Mataram (Inside Lombok) – Tiga pasien pengidap Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), di Nusa Tenggara Barat, salah satunya balita berinisial HW, berusia 2 tahun, akhirnya dinyatakan sembuh.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan tiga pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh telah menjalani isolasi khusus di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB.
“Pasien dinyatakan sembuh oleh tim medis setelah kami menerima hasil uji laboratorium sebanyak dua kali dan dinyatakan negatif COVID-19,” ujarnya di Mataram, Jumat.
Pasien dalam pengawasan (PDP) positif COVID 19 yang dinyatakan sembuh tersebut terdiri dari pasien nomor 03 berinisial LJ, pasien nomor 15 berinisial MA dan balita HW pasien nomor 27.
“Saat ini, pasien-pasien yang dinyatakan sembuh telah dipindahkan ke Gedung Graha Mandalika RSUD Provinsi NTB sebelum kembali berkumpul bersama keluarga,” ucap Hamzi Fikri.
Sementara itu, pasien balita HW langsung dijemput pulang oleh keluarga dan aparat desa tempat tinggalnya di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Tak hanya itu, kata Hamzi Fikri, kebahagiaan terpancar dari pasien yang sembuh dan keluarga saat melakukan penjemputan.
“Terimakasih tim medis kita yang keren, hebat dan luar biasa. Ayo bangkit, yakin dan percaya bahwa pasien COVID19 bisa sembuh,” katanya.
Diketahui, HW merupakan pasien positif COVID-19 nomor 27. HW dan keluarganya tidak punya riwayat bepergian ke daerah terjangkit COVID-19 dan tidak punya riwayat kontak dengan pasien COVID-19 sebelumnya. HW masuk dan dirawat di RSUD Provinsi NTB sejak Jumat, 3 April 2020, dengan keadaaan pneunomia berat dan anemia.
Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah berpesan kepada warga NTB untuk tidak mengucilkan warga yang positif COVID-19. Meski interaksi dengan orang yang terindikasi harus dihindari, bukan berarti mereka harus dikucilkan.
“Corona bukanlah penyakit yang memalukan dan harus dihindari dan jangan sampai masyarakat yang kena penyakit ini dikucilkan,” ujarnya.
Wagub juga berpesan agar warga NTB tetap menjaga kedisiplinan dalam menjaga kesehatan melalui pemenuhan gizi yang seimbang, serta pembatasan fisik dan sosial.
“Penyakit ini butuh kedisiplinan dan kesadaran dari masing masing individu untuk mengikuti aturan-aturan individu sehingga bisa melalui masa wabah corona ini dengan baik,” katanya. (Ant)