Mataram (Inside Lombok) – Batik Sasambo yang diproduksi SMK 5 Mataram ternyata dilirik menjadi seragam sekolah Indonesia di Riyadh Arab Saudi. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi geliat industri batik NTB yang sebelumnya belum banyak dilirik, termasuk oleh masyarakat lokal.
“Seluruh guru yang di Riyadh Arab Saudi menggunakan batik yang dibuat dari SMK 5 Mataram, kurang lebih 25 orang dan itu guru-guru yang pakai di Sekolah Indonesia Riyadh pada hari Kamis,” ujar Kepala Sekolah SMK 5 Mataram, H Istiqlal, Jumat (13/5).
Artinya, gaung batik Sasambo semakin mendunia, karena dilirik menjadi salah satu pakain khas untuk salah satu sekolah Indonesia di luar negeri. Penggunaan pakai batik Sasambo di sekolah Indonesia Riyadh sudah dilakukan sejak satu tahun lalu.
Selain itu, lanjut Istiqlal, akan ada negara lain yang juga tertarik menggunakan batik Sasambo sebagai pakaian khas untuk sekolah di luar negeri, seperti di Johor Malaysia. “Kemarin ada tawaran juga dari Johor Malaysia, mungkin kita akan kerjasama untuk melakukan pameran di Johor Malaysia, dan Sekolah Indonesia di Johor Malaysia,” ungkapnya.
Semakin menggeliatnya industri batik NTB hingga dikenal di luar negeri terus dilakukan promosi dari media sosial, sehingga banyak tertarik dengan batik Sasambo NTB. Selain itu dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui laman Instagramnya mengapresiasi sebagai salah satu pilar inspirasi baju lebaran untuk batik ini. Di mana bersamaan dengan dua SMK lainnya di Indonesia.
“Kain Shibori dari SMKN 1 Jambi dan batik mercy dari SMKN 2 Ponorogo, serta batik Sasambo SMKN 5 Mataram. Kemudian batik Sasambo sudah diendorse oleh ketua Komnas HAM pada saat mengucapkan selamat hari raya lebaran kemarin,” terangnya.
Selain itu, pihaknya tidak hanya memajukan batik Sasambo saja. Tetapi nanti setelah SMK 5 Mataram resmi menjadi BLUD (Badan Layanan Usaha Daerah), pihaknya juga akan memajukan semua jurusan yang ada di SMK 5 Mataram.
“Sekarang kita juga sudah bekerjasama galeri 24 untuk produk-produk logam,” katanya.
Di sisi lain, dari Kementerian Desa (Kemendes) sudah membuat MoU dengan SMK 5 Mataram untuk membuat pelatih batik di provinsi. Yakni Bali, NTB, NTT yang mana nanti masyarakat akan dilatih untuk membatik.
“Jadi ini kan dapat membantu masyarakat desa terpencil untuk membatik. Karena potensinya bagus batik ini, termasuk di NTB,” jelasnya. (dpi)