29.5 C
Mataram
Senin, 24 Februari 2025
BerandaBerita UtamaBantah Usir Pasien di Rumah Singgah, RSUD NTB Sebut Hanya Proses Relokasi

Bantah Usir Pasien di Rumah Singgah, RSUD NTB Sebut Hanya Proses Relokasi

Mataram (Inside Lombok) – RSUD NTB membantah kabar yang beredar mengenai pengusiran pasien dari rumah singgah yang ada di rumah sakit plat merah itu. Direktur RSUD NTB, Lalu Herman Mahaputra menegaskan pihak rumah sakit tidak pernah mengusir pasien yang sedang menjalani perawatan atau masa pemulihan.

dr. Jack, sapaan akrabnya, menjelaskan pihak rumah sakit hanya ingin merelokasi rumah singgah ke tempat yang lebih representatif, sehingga pasien bisa lebih aman dan nyaman. Selain itu, pihaknya mengaku telah berulang kali berkomunikasi dan menyosialisasikan rencana relokasi itu. “Bahkan, masyarakat sudah setuju waktu itu. Karena, memang mereka akan diuntungkan dari relokasi ini,” ujarnya dalam keterangan persnya di Gedung Manajemen RSUD NTB, Sabtu (22/2).

Disinggung mengenai pelibatan preman dalam proses relokasi pasien dari rumah singgah itu, dr. Jack membantah. Seluruh staf RSUD NTB disebutnya adalah pelayan masyarakat dan tidak pernah ada preman yang dipekerjakan. “Nah, untuk membangun rumah singgah yang baru, memang ada tukang-tukang. Tapi, tukang memang bekerja, tidak pernah memakai kekerasan,” sebutnya.

Di sisi lain, manajemen RSUD NTB menegaskan tidak ada penarikan pembayaran sepeserpun di rumah singgah. RSUD NTB juga memiliki satpam dan telah berkoordinasi untuk memindahkan pasien agar pembangunan rumah singgah yang diharapkan dapat segera selesai. “Kalaupun ada satpam yang dapat omelan, mereka sudah bekerja sesuai dengan aturan. Security hanya membantu memindahkan barang, tidak ada tindakan represif,” ujar dr. Jack.

RSUD NTB berinisiatif untuk menyediakan tempat bagi pasien untuk menginap, terlebih bagi pasien yang datang dari jauh dan mesti rawat jalan. Sekarang, RSUD NTB punya lahan kosong di belakang, sebanyak 50 hektare yang dihibahkan Pemkot Mataram, di sanalah manajemen RSUD NTB akan membangun rumah singgah yang representatif.

Terakhir, dr. Jack menyatakan, akan ada pembenahan internal soal SOP yang memang boleh menunggu di rumah singgah. Ia akan koordinasi dengan dokter penanggungjawab soal kondisi pasien yang memang boleh. “Siapa saja boleh ditampung di rumah singgah. Asalkan, pengobatannya memang lama, jarak tempuh dari rumah sangat jauh, dan tidak memiliki tempat tinggal di Kota Mataram. Maksimal bisa 10 orang yang menginap di Rumah Singgah RSUD NTB. Pendanaan pembangunan rumah singgah memang berasal dari dana internal rumah sakit,” tandas dr. Jack. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer