Mataram (Inside Lombok) – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah menjadi magnet bagi peluang investasi baru di NTB. Terlebih dengan adanya Pertamina Mandalika International Street Circuit yang baru-baru ini sukses menjadi tuan rumah perhelatan MotoGP.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB, H Faurani mengatakan dengan adanya event MotoGP beberapa hari lalu membuat Lombok khususnya mendunia. Apalagi banyak promosi yang dapatkan dari para pembalap dan orang yang datang, di mana secara otomatis mereka mempromosikan Lombok.
Sekarang ini NTB disebutnya harus siap menyempurnakan apa yang dibutuhkan untuk peningkatan pariwisata yang akan datang. “Saya yakin mulai Lombok ini dikenal dunia, magnet baru Mandalika ini. Kita lihat mudah-mudahan ini tidak meleset, jelas magnet baru ini mulailah para investor baru melirik ke Lombok khususnya NTB,” ujar Faurani, Rabu (23/3).
Menurutnya, Lombok saat ini menjadi tempat investasi yang menarik dengan Sirkuit Mandalika yang sukses menggelar event MotoGP. Namun dengan melihat peluang tersebut, tentunya para pengusaha di NTB juga harus siap menangkap peluang tersebut.
“Kemarin banyak sekali investor luar yang menikmati ini. Ke depan itu harus siap para pengusaha daerah apa yang dibutuhkan para investor,” tuturnya.
Pasca penyelenggaraan MotoGP, Faurani mengakui sudah dihubungi oleh pengusaha luar tentang potensi investasi besar di masa mendatang, terutama di Lombok. Mulai dari investasi bidang hotel dan restoran, transportasi maupun pengembangan pariwisata lainnya.
“Senin kemarin kita langsung melakukan rapat evaluasi langsung, karena kami urus ratusan pengurus Kadin yang datang ke sini nonton, dan sudah ada juga yang telpon kalau peluang investasi ke depan dari dampak event ini besar,” ucapnya.
Dikatakan, event MotoGP yang digelar beberapa waktu lalu memang masih harus dibenahi di berbagai sisi. Dicontohkan seperti masalah transportasi agar lebih bisa mengakomodir penonton yang datang, termasuk yang dari luar daerah. Kemudian usaha UMKM dan IKM yang masih fluktuatif dari segi keuntungan.
“Ada beberapa yang memang betul-betul mungkin di penempatan stan-nya yang harus diubah, mereka tidak dilalui oleh penonton. Namun ini pelajaran buat kita semua untuk evaluasi lagi,” terangnya.
Menurutnya, semua kalangan boleh mengkritik kelemahan yang terjadi selama gelaran event. Namun juga harus bisa memberikan solusi untuk perbaikan. Tanggung jawab paling besar saat ini ada pada pemerintah, Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) maupun Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
“Kita semua juga memiliki tugas membantu untuk penyempurnaan ke depan. Kalau menyalahkan paling enak, tapi kita semua punya tanggung jawab juga untuk perbaikan ke depan,” imbuhnya. (dpi)