28.6 C
Mataram
Senin, 6 Januari 2025
BerandaBerita UtamaBanyak Lahan Pertanian Warga di Sekotong Rawan Banjir, BWS Diminta Bangunkan Bronjong

Banyak Lahan Pertanian Warga di Sekotong Rawan Banjir, BWS Diminta Bangunkan Bronjong

 

Lombok Barat (Inside Lombok) – Sekitar 7 hektar lahan pertanian padi di Sekotong yang baru ditanami terdampak banjir. Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat pastikan lahan tersebut akan mendapat penanganan.

 

Balai Wilayah Sungai (BWS) diminta untuk membangun beronjong yang lebih memadai. Pembangunan ini untuk mencegah dampak banjir terhadap lahan pertanian yang berada dekat dengan sungai.

- Advertisement -

 

Tim yang dipimpin oleh Kadis Pertanian Lobar, Darmayanti Widyaningrum sebelumnya sudah turun ke sejumlah titik lahan pertanian warga yang terdampak. Salah satunya yang lumayan luas ada di Poktan Beriuk Kemos, Dusun Telaga Lebur Kebon. Disini tim mengecek kondisi tanaman padi yang baru ditanam seminggu lalu oleh petani.

 

“Alhamdulillah setelah kami cek, tanaman padinya masih aman karena umurnya masih sekitar seminggu atau dua minggu. Jadinya meskipun kemarin terendam, sekarang sudah bisa pulih lagi,” terang Damayanti.

 

Kemudian di Dusun lain, tanaman padi petani memang masih terendam, namun kata dia, itu masih bisa tumbuh karena usianya baru seminggu. Petani di Dusun ini pun sudah diberikan bantuan pompa, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menguras air pada lahan yang tergenang air banjir.

 

“Kami perlu koordinasi dengan BWS terkait beronjong. Karena air sungai naik akibat beronjong kurang memadai,” bebernya.

 

Damayanti mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas PUTR dan BWS, agar bisa dibangunkan bronjong yang lebih memadai. Guna mengantisipasi dampak bencana agar tidak menggerus lahan pertanian warga. Tak bisa dipungkiri, bahwa sebagian wilayah Sekotong masuk dalam daerah rawan banjir ketika musim hujan. Sehingga dikhawatirkan para petani bisa gagal panen.

 

Oleh karena itu, Damayanti juga mengimbau para petani untuk mengikuti asuransi usaha pertanian. Sebagai jaminan jika nantinya mereka mengalami gagal panen, mereka bisa mendapat ganti rugi dari asuransi tersebut sampai Rp6 juta lebih perhektare. Di mana warga cukup membayar Rp36 ribu sekali panen.

 

“Sehingga petani aman, karena itu kami imbau kepada petani yang rentan terdampak bencana agar mengikuti asuransi usaha pertanian,” imbaunya.

 

Saat ini masih sedikit petani yang mengikuti asuransi tersebut. Sehingga pihaknya telah mendorong petugas penyuluh untuk mensosialisasikan pentingnya asuransi tersebut kepada para petani.

- Advertisement -

Berita Populer