Lombok Timur (Inside Lombok) – Festival Kecimol yang diadakan oleh Asosiasi Kecimol (AK) NTB telah berlangsung mulai Rabu (25/01) kemarin di Taman Tugu Selong, Lombok Timur. Namun baru berjalan sehari, kegiatan tersebut mulai mengundang pro-kontra hingga penyelenggara menunda event tersebut.
Di samping masyarakat yang antusias melihat aksi dari para grup kecimol yang memamerkan aksi positifnya, nampaknya ada juga masyarakat yang kontra dengan adanya Festival Kecimol tersebut. Tentunya kontra ataupun protes dari masyarakat bukan tanpa alasan.
Dari informasi yang dihimpun Inside Lombok di lokasi, alasan masyarakat kontra dengan pelaksanaan Festival Kecimol yang berlangsung di Taman Tugu Selong tersebut lantaran lokasinya yang berhadapan langsung dengan Masjid Al Mujahidin Selong. Meskipun pada saat memasuki waktu pelaksanaan ibadah kegiatan dihentikan sembari melaksanakan salat, digelarnya festival tersebut di dekat tempat ibadah tempat dinilai tidak etis oleh sebagian pihak.
“Ya kelihatannya tidak etis sekali, di belakang ada masjid besar untuk beribadah tapi malah di depan ada kumpulan orang joget-joget,” ucap Wandi, salah seorang warga yang menyaksikan festival, Kamis (26/01).
Tak hanya masalah lokasi, akibat lepas kontrol dari salah satu grup kecimol membuat masyarakat berdesak-desakan berjoget, baik itu pria maupun wanita. Hal itu membuat masyarakat lainnya resah atas apa yang terjadi, terlebih dengan kegiatan ini AK NTB mencoba menepis isu negatif tentang kecimol yang ada di tengah-tengah masyarakat.
“Silahkan nilai sendiri, seperti apa pemuda-pemudi yang berjoget sambil berdesakan di sana, ini semakin mencoreng eksistensi kecimol kalau seperti ini,” tutur Zar, warga lainnya saat menyaksikan festival.
Menanggapi hak tersebut, Ketua Umum AK NTB, Suhardi mengatakan bahwa memang benar Festival Kecimol pada hari kedua ditunda sementara waktu. Namun saat ini dirinya menunggu laporan secara pasti dari DPC AK NTB Lotim terkait alasan penundaan kegiatan tersebut.
“Iya betul, untuk sementara kami masih menunggu laporan dari DPC Lotim terkait acara yang ditunda,” jelasnya.
Pihak AK NTB terus menggali informasi alasan ditundanya festival di hari kedua. Suhardi juga telah meminta panitia untuk meminta arahan kepada Pemda Lombok Timur terkait langkah yang akan diambil dan diperbaiki untuk kedepannya.
“Jika ada pro-kontra itu hal yang biasa, yang penting kami sudah mengikuti arahan Pemda. Jika ada anggota kami yang melanggar pasti kami akan panggil yang bersangkutan untuk diberikan sanksi,” pungkasnya. (den)