Lombok Timur (Inside Lombok) – Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) tentunya berdampak pula pada harga bahan pokok maupun komoditi lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur memprediksi akan terjadi lonjakan inflasi pada bulan September 2022 ini akibat kondisi pasca-kenaikan BBM itu.
Kepala BPS Lombok Timur, Lalu Putradi mengatakan di Indonesia hanya 90 kabupaten/kota yang menghitung inflasi, di mana untuk NTB dilakukan di Kota Mataram dan Kota Bima. Sehingga Kabupaten Lombok Timur sendiri mengacu pada angka inflasi Kota Mataram.
“Angka inflasi dihitung setiap bulannya dan dirilis pada awal bulan, kondisi inflasi terakhir dari bulan Januari – Agustus secara kumulatif berada pada angka 4,97 persen,” ucapnya saat ditemui awak media di ruangannya, Senin (12/09).
Pada bulan September terdapat kenaikan harga BBM seperti Solar, Pertalite, dan Pertamax. Dalam perhitungan inflasi ketiga jenis BBM tersebut dibagi menjadi dua komoditi yakni Solar dan Pertalite-Pertamax, sehingga untuk Solar diprediksi akan mengalami inflasi sekitar 32,04 persen, sementara untuk Pertalite-Pertamax inflasi sebesar 27,04 persen.
“Itu merupakan angka inflasi pada komoditi yang naik kemarin, cuma masalahnya jika terjadi kenaikan harga BBM tarif jasa dan harga yang lain juga ikut naik,” jelasnya.
BPS memprediksi kenaikan kumulatif inflasi pada September ini akan naik sekitar 3-5 persen dari angka sebelumnya pada Januari – Agustus. Prediksi kenaikan inflasi tersebut dilihat dari kenaikan kejadian yang persis terjadi pada tahun 2013 dan 2014 silam ketika terjadi kenaikan BBM.
“Ini persis terjadi pada tahun 2013 dan 2014 silam. Jika kita asumsikan harga BBM naik dan harga yang lain tetap, maka akan terjadi inflasi sekitar 0,99 persen, tapi itu kan tidak mungkin,” bebernya.
Pada awal kenaikan harga BBM pada bulan September 2022 tentu langsung dibarengi dengan kenaikan pada jasa dan barang lainnya, dan diperkirakan lonjakan inflasi akan terjadi 3-5 persen.
“Ini baru pas awal kenaikan harga BBM, belum lagi bulan-bulan berikutnya, sekarang saja semua harga dan jasa sudah naik,” tuturnya.
Dalam menghitung inflasi sendiri terdapat 150 komoditi yang akan dihitung, sedangkan inflasi sendiri dipengaruhi oleh 2 faktor yakni yang dapat dikendalikan oleh Pemerintah dan dikendalikan oleh pasar. Namun komoditi yang dikendalikan oleh pasar seperti hasil pertanian tersebut dapat bersifat fluktuatif, tidak seperti inflasi yang dikendalikan oleh pemerintah. (den)