26.5 C
Mataram
Minggu, 19 Mei 2024
BerandaBerita UtamaBBM Naik, Sopir Angkot di Loteng Dilema Naikkan Tarif

BBM Naik, Sopir Angkot di Loteng Dilema Naikkan Tarif

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pemerintah telah menetapkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September kemarin. Sopir angkutan kota (angkot) di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mengeluhkan kondisi ini. Terlebih minimnya penumpang sudah berdampak terhadap penghasilan mereka.

Ahyar, salah satu sopir angkot yang ditemui di terminal Pasar Renteng mengatakan, dengan kenaikan harga BBM ini membuat ia dan teman-teman merasa cukup berat. Pasalnya, mereka semakin kesulitan untuk mendapatkan penumpang karena dampak dari kebijakan pemerintah tersebut.

“Biasanya dapat kita Rp200 tapi dua kali kita ngisi bensin, itu pun kalau dapat uang, tapi kalau tidak dapat berat itu,” katanya, Selasa (6/9/2022). Dengan situasi kekurangan penumpang dan salah satu dampak kenaikan harga BBM saat ini, Ahyar mengaku tidak dapat membeli BBM dua kali dalam sehari.

“Beratnya ini tidak dapat beli dua kali, kita beli satu kali Rp50 dapat menarik bolak-balik. Kita beli bensin Rp20 ribu tidak dikasih,” tuturnya.

- Advertisement -

Akhyar menjelaskan, tarif untuk sekali angkut dari terminal Pasar Renteng menuju Pasar Bertais Kota Mataram hanya Rp10 ribu. Namun dengan dampak kenaikan BBM ia tidak berani menaikan tarif angkutan.

“Ada rencana kita naikkan tarif, tapi kita tidak berani memutuskan sendiri. Harus musyawarah bersama teman sopir yang lain,” ujarnya.

Senada sopir lainya, Usman mengeluhkan dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM yang berimbas langsung terhadap penghasilan menarik angkot. Bahkan untuk menyetor ke pemilik mobil pun saat ini mereka kesulitan.

“Ya berat sih kita rasakan penumpang sepi, BBM naik tapi kewajiban menyetor kan majikan kan tetap,” ujarnya.

Dia menilai meski banyak penolakan demo mahasiswa sulit untuk menurunkan harga BBM. Namun ia meminta kepada pemerintah untuk segera membagikan janji memberikan bantuan sosial.

“Kalau sudah naik begini biasanya berat untuk terun lagi, segera pemerintah berikan bantuan yang ada di berita-berita di TV itu,” pintanya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer