Lombok Timur (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masuk dalam daftar wilayah yang berstatus siaga bencana kekeringan di NTB. Setidaknya ada tujuh kecamatan yang sudah terdampak, antara lain Jerowaru, Lenek, Aikmel, Keruak, Sambelia, Sakra, dan Suela.
“Kita minta kepada BPBD agar segera melakukan distribusi air bersih pada tujuh kecamatan dengan 38 desa terdampak tersebut,” kata Bupati Lotim, H. M. Sukiman Azmy saat Rakor Penanganan Dampak Kekeringan di ruang rapatnya, Kamis (11/8).
Pendistribusian air bersih ini nantinya akan dilaksanakan selama tiga bulan, yakni Agustus hingga Oktober mendatang, untuk itu administrasi juga saat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.
Selain itu, sebelumnya Pemkab Lotim telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kekeringan pada wilayah langganan bencana tersebut, salah satunya dengan membuat sumur bor. Selain itu, tahun ini Pemkab Lotim juga mendapat bantuan dana penanggulangan kekeringan dari Bank Dunia senilai Rp151 miliar.
“Dana itu nantinya akan disalurkan dalam dua tahap, sehingga nantinya pada tahun depan pendistribusian air bersih tidak diperlukan lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lotim, Marhaban optimis dengan proyek penyediaan air bersih dengan dana bersumber dari Bank Dunia tersebut sudah dapat dimanfaatkan pada Januari 2023.
Akan tetapi Marhaban juga menuturkan bahwa terdapat beberapa kendala pada proyek tersebut, yakni lokasi reservoir yang berada di lahan rawa, sehingga perencanaan lebih rinci atau Detail Engineering Design (DED) harus dilakukan penyesuaian. “Kita akan lakukan penyesuaian DED kembali,” pungkasnya. (den)
