Mataram (Inside Lombok) – Para jemaah saat ini harus lebih bersabar meski sudah berada di Tahun Suci. Pasalnya, para jemaah mulai mengeluhkan kartu nusuk belum diberikan dan menyebabkan tidak bisa masuk ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram, Hamdun mengatakan jemaah haji Kota Mataram terbagi kedalam dua kloter, yaitu kloter 3 merupakan kloter utuh dan kloter campuran. Saat ini, kartu nusuk kloter 3 sudah aman dan bisa melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Sedangkan untuk kloter 9 atau campuran sebanyak 40 persen belum mendapatkan kartu nusuk tersebut.
“Kita tetap koordinasi dengan petugas di sana untuk memastikan kartu nusuknya,” katanya, Jumat (23/5) pagi. Dijelaskan, sekitar 40 persen jemaah yang belum mendapatkan kartu nusuk tersebut diminta untuk segera diselesaikan. Karena dengan kartu nusuk, jemaah bisa melaksanakan ibadah shalat di Masjidil Haram. “Makanya itu saya minta kejar ini. Bagaimana dari syarikahnya di Makkah supaya semua sudah selesai,” katanya.
Guna melaksanakan ibadah salat di Masjidil Haram, para jemaah diminta sementara waktu menggunakan aplikasi nusuk. Dengan adanya aplikasi tersebut, para jemaah bisa menunjukan kartu nusuk melalui aplikasi. “Mereka diusahakan pakai aplikasi nusuk dulu. Bisa dan itu diusahakan,” katanya.
Salah seorang jemaah kloter 9 dari Sekarbela, Syamsul Rizal mengatakan kartu nusuk yang belum keluar ini baru dirasakan pertama kali. Lebih dari seminggu di Tanah Suci belum bisa maksimal melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Bahkan lebih sering melaksanakan shalat di hotel karena kartu nusuk yang belum keluar.
“Alhamdulillah jemaah kloter 9 semua sudah masuk ke Masjidil Haram. Saya atur dia jemaah sekitar 35 orang, dan 18 orang sudah keluar kartu nusuknya saya suruh di depan, dan yang tidak punya kartu nusuk di belakang biar tidak diperiksa. Akhirnya alhamdulillah bisa masuk,” katanya.
Sementara terkait dengan penggunaan aplikasi tersebut, diakuinya memang ada. Hanya saja beberapa pintu masuk para petugas tidak menerima penggunaan aplikasi namun harus menggunakan kartu yang diterbitkan langsung. “Ada beberapa pintu masuk itu tidak menerima penggunaan aplikasi,” ucapnya. (azm)

