32.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaBerita UtamaBI NTB Genjot Digitalisasi 50 UMKM NTB

BI NTB Genjot Digitalisasi 50 UMKM NTB

Mataram (Inside Lombok)- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) NTB genjot peningkatan digitalisasi terhadap pelaku UMKM, sebanyak 50 UMKM di NTB. Mengingat UMKM juga berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah NTB, apalagi dengan adanya peningkatan digitalisasi dalam bertransaksi maupun berjualan.

Kepala KPw BI NTB Heru Saptaji mengatakan, saat ini kondisinya mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka era digital sudah melingkupi masyarakat. Tentunya sekarang bagaimana mengambil beberapa peluang atau potensi yang ada. Dimana dengan mereka diberikan pelatihan, kemampuan potensi sehingga mereka siap untuk berhadapan dengan kondisi pasar yang berbasis online atau virtual ini. Apalagi di tengah pandemi covid-19 kegiatan transaksi digital sangat signifikan naiknya. Dimana 20 persen UMKM itu mampu tumbuh, namun 80 persen lainnya mengalami hambatan.

“Fenomena referensi berbelanja yang ada saat ini dengan peningkatan digitalisasi yang sangat tinggi, harus kita respon dengan sangat baik,” ujar Heru Saptaji, Rabu (18/5).

Peningkatan transaksi digital yang saat ini ada di Indonesia sangat signifikan sampai Februari 2022 meningkatkan 400 persen. Di NTB juga dapat lihat transaksi QRIS yang standar, seperti pada saat MotoGP bagaimana UMKM yang difasilitasi oleh BI untuk melakukan penjualan dari produk produk mereka itu 82 persen transaksi yang terjadi di masyarakat atau wisatawan hadir di NTB preferensinya menggunakan transaksi digital. Artinya masyarakat wisatawan yang datang lebih mereferensikan bertransaksi digital. Untuk itu, BI NTB Pembukaan Program Edukasi dan Fasilitasi Onboarding UMKM NTB Tahun 2022.

- Advertisement -

“BI memfasilitasi secara klasikal selama 3 hari kedepan bergandengan tangan bekerjasama dengan IDEA (Indonesia development e-commerce Association). Kami melakukan fasilitas, pendamping kepada 50 UMKM di NTB,” tuturnya.

Awalnya dari proses penjaringan yang lakukan dengan proses persyaratan. BI NTB menentukan ada 254 calon yang di seleksi hingga akhirnya terdapat 50 yang dilihat siap melakukan proses digitalisasi ini ke depannya. Pendampingan ini dilakukan selama tiga hari mulai 18-20 Mei mendatang. Kemudian dilanjutkan secara online untuk 7 hari kedepan di Jakarta.

“Dari Juni hingga Desember 2022 akan dilakukan monitoring evaluasi bagaimana progres terhadap 50 yang sudah di ikutkan proses pelatihan ini,” terangnya.

Harapannya 50 ini akan lulus dan mendapatkan sertifikasi pelaku UMKM yang berbasis digital. Selain itu mempunyai kompetensi yang baik, sehingga nanti mampu menembus ke pasar e-commerce nasional.

“BI diseluruh wilayah bekerjasama dengan beberapa e-commerce nasional, seperti shoppe, blibli.com, Bukalapak, Tokopedia,” katanya.

Tak hanya itu saja, diharapkan juga mereka yang sudah lolos dan mendapatkan sertifikasi juga mampu mengupload produk-produknya dengan kualitas yang prima, baik di sosial medianya masing-masing. Jadi bagaimana perilaku digitalisasi ekonomi ini bisa masuk ke dalam mindset pelaku UMKM NTB.

“Peluang potensi yang ada di NTB ini harus bisa kita kembangkan, yang mana pasar yang terbuka di dunia virtual itu bisa kita manfaatkan sebagaimana UMKM di daerah lainnya,” jelasnya.

Para pelaku UMKM yang ikut dalam pelatihan tersebut dari seluruh kabupaten kota NTB. Memang diseleksi sedemikian rupa sehingga yang bener-benar dipilih dan dipersiapkan sampai akhir tahun mempunyai kompetensi digitalisasi. Diantaranya ada UMKM kuliner, kerajinan, fesyen, hasilan olahan pertanian dan perikanan. Sedangkan bagi UMKM yang tidak lolos masih ada kesempatan dalam peningkatan digitalisasi ini.

“Kita akan terus buka setiap tahun sehingga bisa mengakomodir lebih banyak. Kita harus buka mindset UMKM, kita ingin tentunya ini mempunyai multi player efek yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah ini,” imbuhnya.

Bagaimana pelaku pelaku ekonomi yang ada baik itu UMKM dan lainnya mampu berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di NTB secara keseluruhan, khususnya yang berbasis ekonomi non tambang.

“Jadi segala cara kita akan coba, bagaimana menjadi pelaku bukan hanya sebagai penonton. Makanya kita dorong melalui fasilitas onboarding UMKM ini,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer