Mataram (Inside Lombok) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Tim Promosi Ekonomi Daerah (TPED) NTB mempromosikan potensi investasi dan perdagangan ke sejumlah Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri melalui diskusi secara daring (online).
“Meskipun dalam kondisi COVID-19, kegiatan promosi investasi dan perdagangan tetap dilakukan oleh TPED NTB secara daring sebagai cara baru,” kata Kepala Perwakilan BI NTB Achris Sarwani di Mataram, NTB, Selasa.
Ia menyebutkan kegiatan promosi investasi dan perdagangan yang telah dilakukan adalah promosi investasi bekerja sama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Indonesia (RI) di Brussels merangkap Luksemburg dan Uni Eropa. Kegiatan tersebut dilakukan pada 3 Juni 2020.
Promosi juga dilakukan bersama dengan Kedubes RI di Abu Dhabi untuk Uni Emirat Arab (UEA) dan Timur Tengah. Kegiatan promosi secara daring tersebut dilakukan pada 10 Juni 2020.
Menurut Achris, kegiatan promosi secara daring tersebut bertujuan mendorong peningkatan investasi negara-negara di kawasan Eropa ke NTB.
“Hal itu penting dilakukan karena kondisi perekonomian NTB relatif stabil meski menghadapi tekanan akibat pandemi COVID-19,” ujarnya.
Ia menyebutkan pada triwulan I-2020, ekonomi NTB masih mampu tumbuh sebesar 3,19 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 2,97 persen (yoy).
Demikian juga, dengan kondisi inflasi sepanjang 2020 diperkirakan stabil rendah yang menunjukkan kondisi perekonomian NTB relatif stabil.
Achris menambahkan struktur ekonomi NTB pada triwulan I-2020 ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,38 persen; pertambangan dan penggalian 16,77 persen; perdagangan 14,64 persen; konstruksi 8,89 persen; dan transportasi 7,06 persen.
Sementara sektor akomodasi dan makan minum pada triwulan I-2020 baru menyumbang 1,66 persen dari total produk domestik regional bruto (PDRB).
Namun, pertumbuhan pangsa sektor tersebut masih sangat potensial, seiring dengan berkembangannya sektor pariwisata di NTB.
“Perkembangan sektor pariwisata di NTB sendiri sangat menjanjikan, didorong oleh kekayaan alam berupa pegunungan, pantai, serta kehidupan bawah laut. Dan tidak lupa dukungan pemerintah dengan menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),” katanya.
Faktor lain yang bisa menarik minat investasi, lanjut Achris, adalah realisasi investasi di NTB sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp10,22 triliun, dengan realisasi investasi sebesar 43 persen dari penanaman modal asing (PMA) dan 57 persen penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Lima sektor investasi terfavorit adalah sektor pariwisata sebesar 42 persen, pertambangan 25 persen, transportasi 11 persen, industri 8 persen, dan kelistrikan 4 persen.
“Ada lima negara di kawasan Eropa yang menyumbang investasi terbesar di NTB, dua di antaranya adalah Swedia dan Perancis,” ucap Achris. (Ant)