Mataram (Inside Lombok) – Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang baru senilai Rp8 Miliar untuk kas keliling yang dilakukan di lima pulau terdepan, terluar dan tertinggal (3T) di NTB. Sejumlah uang baru itu nantinya akan ditukarkan dengan uang rupiah lusuh, mulai dari pecahan kecil hingga pecahan besar.
“Hari ini NTB kita bawa 8 miliar, kita harus habiskan karena kita tarik semua uang-uang yang jelek, lusuh, kotor. Kita ganti dengan uang baru. Dan dengan jumlah tetap dan tidak ada biaya apapun,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, Jumat (24/2).
Sejumlah pulau 3T tersebut yakni Pulau Moyo, Palau Bajo, Pulau Desa Pusu, Pulau Medang, Pulau Maringkik. Ekspedisi berdaulat 2023 ini dilakukan di 17 provinsi dengan target 85 pulau se-Indonesia. Termasuk NTB, yang mana merupakan kegiatan yang ketiga kalinya dilaksanakan.
“Kali ini kita bawa uang baru semua yang tahun emisi 2022, sehingga masyarakat di pulau-pulau daerah terpencil, terluar dan terdepan sudah tau tentang baru ini,” tuturnya.
Dikatakan kas keliling ke beberapa pulau 3T yang dipetakan di setiap daerah, yakni pertama setiap tahun BI akan petakan mana daerah yang memang memiliki daerah kepulauan, kedua tingkat perputaran uang di daerah tersebut. Bukan berarti daerah yang perputaran uangnya tidak rendah tidak lakukan juga, tetap dilakukan.
“Karena kegiatan ini bagian dari menarik uang-uang rusak, lusuh dengan uang baru. Kewajiban BI menyediakan uang yang layak dan berkualitas di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Program kas keliling ini tidak hanya dalam penyediaan dan penukaran uang layak edar bagi masyarakat di kepulauan. Tetapi juga bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T tentang kedaulatan negara dari sisi pertahanan dan ekonomi melalui program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta menjadikan program Kas Keliling 3T ini menjadi ajang dan program Bela Negara bagi personel BI yang melaksanakan kegiatan kas keliling.
“Paling banyak uang pecahan kecil, kita memastikan uang rupiah di NKRI dengan jumlah yang cukup, pecahan sesuai kebutuhan dan paling penting berkualitas layak edar,” terangnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) NTB Heru Saptaji mengatakan perputaran uang di NTB cukup besar selama 2021 ke 2022 kemarin, yang mana pertumbuhannya kurang lebih Rp2,06 Triliun. Artinya bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, baik pertumbuhan ekonomi sektor tambang maupun non tambang.
“Jadi secara akumulasi tumbuh dengan baik ekonomi kita,” ucapnya. (dpi)
Sementara itu, pada tahun ini kas keliling yang dilakukan berbeda dari sebelumnya, selain distribusi bantuan sosial ditingkatkan jumlahnya per pulau. Ada juga edukasi, sosialisasi kepada masyarakat tentang rupiah ini, pengobatan gratis dan lainnya. (dpi)