Mataram (Inside Lombok) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Barat mentargetkan pengadaan beras hasil produksi petani sebanyak 70 ribu ton pada 2021 untuk menjaga ketahanan pangan di provinsi setempat.
“Target tahun ini sama dengan tahun sebelumnya sebanyak 70 ribu ton atau 10 hingga 20 persen dari total produksi padi di NTB yang diperkirakan mencapai 2,5 juta ton,” kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, Senin.
Ia menyebutkan tidak ada perubahan target penyerapan beras hasil produksi petani di NTB pada 2021 disebabkan realisasi pengadaan pada tahun sebelumnya mencapai 68 ribu ton dari target 70 ribu ton atau sebanyak 110 ribu ton setara gabah kering giling.
Tidak tercapainya target tersebut akibat kondisi curah hujan tinggi, peralihan fungsi lahan dari padi ke jagung pada musim tanam kedua 2020, dan adanya lahan yang tidak diolah karena terkendala ketersediaan air.
Namun Abdul optimis bisa mencapai target serapan beras pada 2021 melalui berbagai strategi, di antaranya membangun sinergitas dengan berbagai pihak, khususnya kelompok tani, gabungan kelompok tani maupun koperasi dan swasta yang ada di setiap wilayah.
Berbagai pihak yang menjadi mitra tersebut menjadi kepanjangan tangan Bulog untuk membeli beras hasil produksi petani dengan harga Rp8.300 per kilogram (kg), dan gabah seharga Rp5.300/kg di tingkat petani.
Upaya untuk menyerap beras dan gabah untuk ketahanan pangan di daerah juga perlu dukungan Pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah kabupaten/kota serta forum komunikasi pimpinan daerah yang terlibat dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
“Bulog NTB juga membentuk satuan tugas dalam rangka mendukung upaya serapan Bulog yang selama ini bersumber dari beras,” katanya. (Ant)